“Hidup ini bagai skripsi...banyak bab dan revisi yang harus dilewati. Tapi akan selalu berakhir indah...bagi mereka yang pantang menyerah.” Begitulah tagline yang ditulis Alitt di akhir tulisan “sesat” nya ini.
Skripsi. Benda satu ini sudah tentu banyak yang kenal. Dari kalangan mahasiswa bahkan hingga orang awam sekalipun tahu apa itu skripsi. Skripsi adalah tugas akhir sebagai syarat untuk meraih gelar S1. Cerita seputar “skripsi” ini lah yang dipelesetkan Alit Susanto dalam buku keduanya yang berjudul “SKRIPSHIT”. Bagi sebagian besar mahasiswa, skripsi adalah momok penghalang kelulusan. Dengan pernyataan-pernyatan penuh emosi, melalui novel ini Alit seakan ingin menunjukkan bahwa Skripsi adalah sebuah “ritual” yang tidak adil
Dengan sajian bahasa ala remaja , Skripshit nya Alitt akan menuntut para pembaca memasuki sebuahpetualangan sesat di rimba kampus hingga akhirnya “memaksa” Alitt pun tersesat dan menjadi “Teen-Masterholic” alias “Kaum Semester Belasan.”
Skripsi itu perjuangan. Sebetulnya, perjuangan skripsi itu hanya sebagian kecil dari perjuangan kuliah.Tetapi karena kuliah lebih banyak diisi dengan suka-cita dan skripsi dengan duka-cita, maka kuliah tidak terasa berat dibandingkan skripsi. Akhirnya dengan berbagai alasan penulis sebagai tokoh utama dalam novel ini lebih memilih suka-cita dalam kuliah ketimbang menyelesaikan skripsinya yang selalu gagal.
Efek sebuah skripsi sebagai barang yang sangat susah untuk diperjuangkaan akan langsung tersaji di sampul depan novel ini. Kesulitan demi kesulitan yang dihadapi Alitt sebagai tokoh utama menjadikan novel ini semakin “menyesatkan” yang akhirnya mengantarkan pembaca pada sebuah pemikiran bahwa hidup itu tidak terlalu kejam ”Reality bites so chew harder.”
Bahasan tentang dunia seputar kampus yang disajikan dengan lucu dan apa adanya, membuat pembaca akan semakin jauh “tersesat”. Pembaca akan dibuat penasaran untuk mengetahui akhir penderitaan mahasiswa abadi yang akhirnya berhadapan dengan sebentuk kegalauan akademis yaitu skripsi.
Hampir sama dengan tulisan Alitt sebelumnya, novel ini semakin lantang menyuarakan kaapesan sang penulis menjalani hidupnya. Namun keberadaan tulisan ini jauh lebih dewasa dibandingkan dengan yang sebelumnya. Sebagai penulis yang masih terbilang baru, Alitt terbilang sangat piawai dalam bertutur.Seperti pada bab Life is a Journey, dengan piawai, Alit memainkan “reverse psyschology” dan menyulap novelnya menjadi sebuah “Komedi yang Punya Hati.”Penuh balutan makna dan pesan – pesan tersirat yang mengajak pembaca untuk terus berjuang dan lebih menghargai hidup itu sendiri.
Judul Buku : SKRIPSHIT
Penulis: Alitt Susanto
Penerbit: Bukune
TGL Terbit: Maret 2012
Tebal: 304halaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H