Tujuan pembelajaran dalam paradigma baru pendidikan di Indonesia, bukan hanya untuk merubah perilaku siswa.Namun, salah satunya untuk membentuk karakter siswa. Fokus pembelajarannya adalah pada "mempelajari cara belajar" (learning how to learn), bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata pelajaran.Â
Karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, dari sendiri,sesama manusia,lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,sikap,perasaan,perkataan,dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama.hukum,tata krama,budaya,dan adat istiadat (Depdiknas,2010).
Dijelaskan,matematika merupakan ilmu yang membutuhkan pemikiran logis,rasional,kritis,jujur,efektif dan efisien. Proses pembelajaran matematika tidak akan pernah terlepas dari pembentukan nilai-nilai karakter siswa.Â
Nilai karakter yang ada pada pembelajaran matematika,adalah jujur,disiplin,kreatif,komunikatif,tanggung jawab,rasa ingin tahu,mandiri,dan kerja keras. Apabila siswa mampu menerapkan nilai nilai karakter tersebut,maka matematika akan menjadi suatu pelajaran bermakna bagi kehidupannya.
Oleh karena itu,pembelajaran matematika di sekolah tidak hanya dimaksudkan untuk membekali siswa agar menguasai matematika dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.Â
Namun,pembelajaran matematika juga membantu membentuk dan membangun kepribadian siswa yang sesuai dengan nilai-nilai karakter mulia. Pembelajaran matematika yang baik tidak hanya dimaksudkan untuk mencerdaskan siswa. Tetapi,juga dimaksudkan untuk menghasilkan siswa yang berkepribadian baik.
Pengaruh pembelajaran matematika yang dilakukan sebagian guru selama ini ternyata masih didominasi oleh pengenalan rumus-rumus serta konsep- konsep secara verbal,tanpa ada dorongan untuk mengoptimalkan potensi diri siswa,mengembangkan penalaran maupun kreativitasnya. Lebih parahnya adalah adanya anggapan bahwa seolah olah pembelajaran matematika lepas dari pengembangan kepribadian siswa.Â
Pembelajaran matematika dianggap hanya menekankan faktor pengetahuan saja,padahal pengembangan kepribadian sebagai bagian dari kecakapan hidup merupakan tugas semua mata pelajaran di sekolah.Â
Pembelajaran yang demikian menjauhkan siswa dari sifat kemanusiannya. Siswa seolah-olah dipandang sebagai robot atau benda/alat yang dipersiapkan untuk mengerjakan atau menghasilkan sesuatu,tidak peduli bentuk kepribadian apa yang berkembang dari diri seorang siswa.
Hal inilah yang diharapkan muncul dari pemikiran seorang guru matematika,bagaimana seorang guru matematika dapat mendesain pembelajaran matematika yang memungkinkan di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas yang dapat mendukung tumbuh kembangnya kepribadian siswa,seiring dengan berkembangnya nilai-nilai karakter yang ada dalam diri siswa saat belajar matematika.Contoh karakter yang dapat dibangun dan dikembangkan pada pelajaran matematika kepada siswa :
1)Sikap teliti,cermat,dan hemat
Matematika disebut sebagai ilmu hitung karena pada hakekatnya matematika berkaitan dengan masalah hitung-menghitung.Pengerjaan operasi hitung untuk mencari hasil dilakukan dalam pembelajaran matematika mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi.Dalam pengerjaan operasi hitung,seseorang dituntut bersikap,teliti,cermat,hemat,cepat,dan tepat.
Saat mengerjakan masalah matematika,seseorang sebenarnya dituntut untuk mengerjakan dengan teliti dan cermat.Jangan sampai ada pengerjaan yang salah.Langkah demi langkah pengerjaan diteliti dan dicermati.
Setelah diperoleh hasilnya,hasil itu perlu dicek lagi apakah sudah menjawab permasalahan atau tidak.Intinya, matematika mengajari seseorang untuk jeli dan berhati hati dalam melangkah.
Matematika juga melatih sikap hemat,simpel dalm bertindak berbicara,selalu "to the point",dan tidak bertele tele.Kalimatnya ringkas dan mudh dipahami.Penggunaan simbol sebagai alat berkomunikasi dalam matematika juga memuat unsur pembelajaran sikap hemat.
2)Sikap jujur,tegas dan bertanggung jawab
Matematika juga mengajarkan sikap jujur,tegas,dan benar.Tegas pada permasalah diatas dimaksudkan seperti hasil perkalian bilangan bulat 7x 3 pasti 21.Â
Kita tegas mengatakan 7 x 3 =21 adalah benar.Kalau bukan 21,kita tegas mengatakan itu salah. Matematika juga berkenaan dengan masalah pembuktian.
Langkah-langkah dalam pembuktian matematika harus berdasarkan pada hal-hal yang sudah diakui kebenarannya. Langkah demi langkah harus berdasarkan alasan yang kuat dan benar.Â
Dengan cara inilah sebenarnya matematika mengajarkan sikap hidup benar dan bertanggung jawab. Dengan implikasi atau aplikasi dalam kehidupan,kita diajarkan bahwa setiap perkataan,kehendak,dan perbuatan harus berdasarkan sumber yang benar.
3)Sikap pantang menyerah dan percaya diri
Seperti yang telah dirumuskan dalam pembelajaran matematika,matematika sebenarnya juga mengajarkan untuk bersikap pantang menyerah dan percaya diri.Saat mengerjakan atau menyelesaikan masalah matematika,kita tidak boleh menyerah.
Saat gagal atau tidak dapat menjawab,kita dituntut untuk mencari cara lain untuk menjawab.Kita harus percaya diri bahwa kita bisa,Kita coba terus,sampai akhirnya kita akan dapat menjawabnya.
Kegagalan dengan suatu cara tidak boleh mengurangi semangat untuk mencari cara yang lain.Saat keberhasilan tercapai,rasa puas dan bangga akan tumbuh.
Semoga artikel ini membantu para guru atau calon guru bahwa pendidikan karakter sangat penting dibandingkan anak harus cerdas pengetahuan namun rendah akan pendidikan karakter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H