g. Mendahulukan guru untuk menempati tempatnya dalam majelis atau pertemuan.
h. Mengerjakan seluruh tugas dengan baik.
i. Tidak mengejek atau meremehkan guru.
Perlu pembaca ketahui bahwa Hari Guru Nasional (HGN) yang diperingati setiap 25 November menjadi pengingat bagi semua pihak dan menjadi momentum penting untuk mengenang dan menghargai jasa para guru.
Dalam ajaran Islam, sosok guru bernilai sangat strategis. Bukan hanya mengemban misi keilmuan demi mencerdaskan para siswa, guru juga mengemban misi kenabian, yakni membimbing dan mengarahkan para siswa menuju jalan ibadah kepada Allah SWT. Selaras dengan hadis Nabi SAW :
تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ
“Belajarlah kalian ilmu untuk ketenteraman dan ketenangan, serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya.” (HR. Ath-Thabrani)
Harapan yang ingin dicapai, semoga antara guru dan siswa akan terjalin hubungan yang baik, harmonis dan bersinergi sehingga terwujud fungsi dan tujuan dari sebuah pendidikan sesuai undang undang Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H