Mohon tunggu...
Muhammad Fatkhurrozi
Muhammad Fatkhurrozi Mohon Tunggu... Insinyur - fantashiru fil ardh

Pengamat politik

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Penurunan Harga Minyak Dunia, Sampai Kapan?

22 Januari 2016   14:29 Diperbarui: 22 Januari 2016   18:25 1246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang diharapkan oleh Saudi tidak –atau belum- terjadi. Amerika masih kokoh dengan angka produksi minyaknya. Perusahaan migas Amerika punya cara beradaptasi. Mereka berhasil mengontrol pengeluaran dan menggenjot produksi minyak agar pundi-pundi dollar tetap mengalir (namun pada bulan belakangan produksinya stagnan). Iraq tak mau kalah, produksi minyaknya dua kali lipat sejak 2014 menjadi lebih dari 4 juta barel per hari.  Sedangkan Iran, akibat pencopotan sanksi nuklir yang akan berlangsung, mereka mulai mengekspor minyak pada tahun ini. Pasar terus kebanjiran minyak berlebih. Sedang dalam waktu bersamaan, negara yang sedang ‘melaju’ seperti China, Brazil, dan Russia berada dalam perlambatan ekonomi yang menambah lesu harga minyak. Harga dolar yang menguat juga mengurangi konsumsi minyak di beberapa bagian dunia [4]. Ditambah lagi, musim dingin yang ‘hangat’ di belahan bumi bagian utara yang dipengaruhi oleh El Nino juga mengurangi kebutuhan akan minyak [5].

Masihkah Berlanjut?

Sebagian, bahkan sebagian besar analis memprediksi penurunan harga minyak masih berlanjut di 2016. Kajian IEA mengatakan jika Iran memproduksi minyaknya lebih cepat, maka penurunan akan lebih gila lagi. Bila produksi  minyak Iran tembus 600 ribu barel per hari dan produsen lain tetap pada angka yang sama, maka suplai minyak global dapat melebihi 1,5 juta barel per hari. Jadi, kemungkinan harga minyak masih akan terjun adalah sangat mungkin [4].

Selain Iran yang akan lepas dari penjara ekonomi, bertambahnya –atau kembalinya- pemain dalam produksi minyak juga diprediksi masih awet di 2016. Negara-negara tersebut di antaranya Irak, Rusia, dan mayoritas negara di Amerika Latin. Irak yang kini sedang bergulat dengan ISIS, tanpa diduga dapat menggenjot produksi minyaknya. Pada Juni 2015, produksinya meningkat menjadi  4.1 juta barel per hari, meningkat sekitar 2/3 dari tahun 2010 [6]. Rusia, pada Desember 2015, mencapai puncak produksi minyaknya sejak era pasca Soviet, yakni sebesar 10,83 juta barel per hari [7]. Produksi minyak mentah dunia cenderung tetap pada trend kenaikan (Gambar 2).

 


Gambar 2. Produksi Minyak Global dari 1965 hingga 2015. [8]

Sedangkan bos British Petroleum, Bob Dudley, meramal harga minyak bisa akan lebih buruk lagi, yakni mencapai 10 USD per barel di 2016. Namun katanya, itu hanya berlangsung sementara di awal tahun. Di pertengahan 2016, ketika akan memasuki musim panas yang konsumtif, dia optimis harga minyak akan naik  menjadi 30 hingga 40 USD per barel. Di akhir tahun, harganya dimungkinkan mencapai 50 USD per barel [9].

Ketegangan antara Iran dan Arab yang baru-baru ini muncul diprediksi dapat mengganggu stabilitas suplai minyak. Kemudian jika produksi minyak serpih Amerika tidak dapat menghandle murahnya harga minyak, hal itu akan mendorong mereka tutup usaha, yang pada gilirannya akan menaikkan harga minyak. Juga ketika ekonomi China mulai membaik, dan sanksi Iran tidak jadi dicabut, hal itu juga akan membuat harga minyak ‘membaik’ [4]. Tetapi semua itu masih tebakan. Yang jelas, segala bentuk prediksi paling canggih sekalipun tidak akan dimuat di media massa, mereka akan merahasiakannya untuk kepentingan pasar modal. []

Referensi:

[1] http://www.bnn.ca/News/2016/1/19/What-a-barrel-of-oil-can-buy-.aspx
[2] http://www.nytimes.com/2016/01/13/business/energy-environment/bp-jobs-oil-prices.html
[3] https://www.iea.org/oilmarketreport/omrpublic/
[4] http://www.vox.com/2016/1/12/10755754/crude-oil-prices-falling
[5] http://www.emirates247.com/business/oversupply-us-rate-hike-mild-weather-oil-below-38-b-2015-12-15-1.614071
[6] http://www.bloomberg.com/news/articles/2015-08-12/iraq-boosts-oil-output-to-all-time-high-in-july-iea-says
[7] http://www.reuters.com/article/us-russia-energy-production-idUSKBN0UG02S20160102
[8] http://www.energyinsights.net/cgi-script/csArticles/articles/000000/000085.htm
[9] http://www.theweek.co.uk/oil-price/60838/oil-price-rally-proves-to-be-another-false-dawn 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun