“Terima kasih, Bapak. Tak kenapa. Bapak kembali dalam kondisi sehat saja saya telah bahagia, ” jawab Putri Kuning lantas kenakan kalungnya.
Satu hari saat Putri Hijau lihat kalung Putri Kuning yang indah, ia iri serta mau memilikinya. Ia menghasut kakak-kakaknya supaya menolong merebut kalung ini.
“Hei, kembalikan kalungku. Anda merebutnya dariku, ” seru Putri Hijau saat Raja tengah tak ada di istana.
“Ini kalungku. Bapak memberinya padaku, ” jawab Putri Kuning.
“Kamu tentu mengambil dari kamarnya, ” bentak Putri Kelabu.
Terjadi perebutan kalung diantara mereka. Putri Kuning selalu berupaya menjaga kalung pemberian ayahnya. Putri Jambon mendorong Putri Kuning sekuat tenaga sampai terjatuh serta kepalanya terantuk batu. Kepalanya berdarah.
“Oh, tak! ” seru Putri Nila cemas lihat adiknya tak bergerak lagi.
“Bagaimana itu? ” kata Putri Biru ketakutan.
Semuanya putri sangatlah ketakutan. Mereka juga mengubur jasad adiknya di dekat danau serta berjanji merahasiakannya dari Sang Bapak.
Satu hari saat Raja pulang, ia mencari-cari ke mana kiranya putri kesayangannya. Ia memerintah pengawal istana mencari ke semua pelosok negeri. Tetapi sesudah berbulan-bulan, akhirnya nihil. Putri Kuning tak diketemukan. Raja sangatlah sedih.
Untuk menyingkirkan kesedihannya, Raja jalan-jalan ke danau istana. Disana ia temukan bunga baru yang tumbuh diatas kuburan sang Putri. Warnanya putih kekuningan dengan batang laksana jubah serta daun membulat seperti kalung permata. Baunya harum sekali. Bunga ini mengingatkan Raja pada putrinya.