Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Spiderman No Way Home Diejek, Pecinta The Batman Jangan Berlebihan

6 Maret 2022   21:23 Diperbarui: 6 Maret 2022   21:26 2021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Euforia dari penayangan The Batman yang dibintangi Robert Pattinson baru-baru ini tampaknya masih akan berlanjut.Bergeser pada perdebatan-perdebatan yang lebih luas.Mirip seperti saling ejek di media sosial saat film Joker versi Joaquin Phoenix tayang di tahun 2019 kemarin.Narasinya masih sama, film-film Marvel adalah film untuk anak-anak, terlalu mudah dicerna, gitu-gitu saja, hingga disebut tidak berkualitas.Perlu saya tegaskan saya bukan pecinta Marvel, tidak semua film-film keluaran Marvel saya suka dan tonton.

Saya tidak menonton Black Widow yang tayang di tahun 2021, saya juga tidak menonton Eternals yang juga tayang di tahun lalu, saya sama sekali tidak menonton X-Men, Logan, bahkan saya tidak suka Deadpool yang sudah punya dua film.Sampai sini jelas saya bukan fan garis keras dari Marvel.Saya juga bukan pecinta mati DC Comics.Saya hanya suka Batman versi Christian Bale dan Wonder Woman.Sisanya, saya tak suka Superman, dan banyak karakter dari DC Comics.

Lanjut pada substansi tulisan ini, kasus mengejek film-film keluaran Marvel ini banyak dilakukan di Tiktok.Sebenarnya tidak apa-apa sih, namanya juga seru-seruan.Cuman beberapa orang saya lihat mulai bersikap lebay dan berlebihan.Misalnya, secara spesifik mengejek Spiderman No Way Home.Bagi saya pribadi Spiderman No Way Home tidak terlalu bagus.Sekalipun menghadirkan Andrew Garfield dan Tobey Maguire sebagai Spiderman senior, namun cara mereka masuk ke dalam film Spidermannya si Tom Holland ini menurut saya terlalu kasar.

Belum lagi banyak dialog canggung antara pemeran Spiderman beda generasi tersebut.Cara  Andrew Garfield dan Tobey Maguire masuk ke dunia Tom Holland saja sudah membuat saya kecewa, makanya saya heran kenapa banyak orang bisa terharu dengan kedatangan Tobey di film itu.Adalah betul Tobey adalah spiderman yang menemani masa kecil dan remaja banyak orang, maka sebuah nostalgia yang indah bisa melihat Tobey kembali memerankan Spiderman.Hanya saja saya tak suka cara kemunculannya, tidak heroik dan malah terkesan konyol.

Namun mengejek Spiderman No Way Home dengan The Batman, juga super hero buatan Marvel hanya karena mereka tidak dark adalah sesuatu yang tidak patut.Batman punya nuansa dark karena mengambil latar belakang Gotham City, sebuah kota yang penuh dengan korupsi dan kejahatan.Akan sangat lucu jika Spiderman, Iron Man, Captain Amerika, tinggal di kota seperti itu.Apa pecinta Batman sudah lupa monolog Robert Pattinson dalam The Batman, bahwa dialah kegelapan itu.Itu sebab Batman banyak bermain di nuansa gelap, karena disituasi itulah dia unggul dan dapat menonjolkan skillnya sebagai manusia Kelelawar.

Batman sendiri sebenarnya bukan super hero, dia bukan manusia yang memiliki kekuatan super layaknya Superman.Batman lebih tepatnya adalah hero, manusia biasa yang menjadi pahlawan dibalik topengnya.The Batman sendiri menurut saya masih memiliki kekurangan, itu kenapa saya bingung dengan orang-orang yang langsung menyamakan The Batman dengan Trilogi The Dark Knight yang dibintangi Christian Bale.

Dark iya, tapi buat saya The Batman masih kurang megah.Tentu pendapat saya ini dalam konteks menjawab orang-orang yang secara berlebihan memuji The Batman, bahkan secara lancang menganggapnya lebih bagus dari Trilogi The Dark Knight.Seperti yang saya tulis beberapa hari yang lalu, The Batman masih terasa Batman Sentris,karakter lain masih butuh sekuelnya untuk menjadi ikonik dan diingat penonton.Maka sebaiknya kita memberi perbandingan secara proporsional dan seimbang.

Bukan tidak boleh membandingkan The Batman dengan film-film Marvel, atau film super hero lainnya.Tapi hanya karena kita pecinta film-film yang gelap, bukan berarti film yang mengambil latar belakang penuh warna menjadi jelek.Lagi pula saya skeptis, jangan-jangan mereka yang kekanak-kanakan dalam memberi perbandingan ini sebenarnya bukan pecinta film.Kalau kita tanya, memangnya film dark apa saja sih yang sudah mereka tonton? Jangan-jangan cuman The Batman saja.

Justru menurut saya, The Batman berpotensi kepeleset dan mengecewakan dalam sekuelnya.Seperti yang saya tulis sebelumnya, ada bayang-bayang The Dark Knight, Joker, dan ekspektasi penonton yang berlebih karena film pertamanya.Maka sekuel The Batman pasti menjadi beban untuk Matt Reeves sebagai sutradara.Demikian juga untuk para pemain, penulis script, dan seluruh tim pembuat film The Batman.

Semoga pendapat ini bisa memberi keseimbangan, jadilah penonton yang bijak.Terimakasih..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun