-Karena Mensos sebelumnya terbukti korup, Â pasti ada banyak mark up harga, Â cek distributor pengadaan, Â siapa vendor penyedia bantuan bansos.Semua harus diaudit ulang.
3. Kalau ibu Risma blusukan,  itu mungkin memberi sorotan pada beberapa isu, misalnya gelandangan di Jakarta jadi dapat perhatian, tapi bagaimana dengan yang di Bandung. Lagipula sudah ada dinas sosial masing-masing daerah. Bu Risma seharusnya memperbaiki sistem agar dampaknya berskala nasional.Â
Contoh kecil: Saat ini Bank BRI jadi penyalur satu-satunya BLT UMKM, akibatnya antrian di BRI membludak. Dan masyarakat harus antri sebulan untuk verifikasi rekening agar uang bisa dicairkan. Setelah verifikasi harus nunggu dua minggu. Tentu ini tidak sesuai dengan arahan pak Jokowi yang ingin penyerapan anggaran berjalan cepat di tiap kementerian.
4. Sebaiknya bu Risma berhenti blusukan, Â yang urgent sekarang adalah membuat skema bantuan yg cepat dan tepat. Artinya yang dibutuhkan adalah perbaikan sistem.
5. Lagipula dimasa covid seperti sekarang, Â kemunculan bu Risma berpotensi membuat kerumunan.
Sekian saran dari saya.
Setidaknya itulah beberapa poin bantahan saya terhadap komentar tulisan saya sebelumnya. Masalah bertambah karena para pendukung Risma langsung mempolitisir hal tersebut. Anies Baswedan sebagai penguasa di Jakarta tersudut dan dianggap tidak bisa kerja. Terlepas dari benar salahnya, percayalah di seluruh daerah di negeri ini pasti ada yang namanya gelandangan, pengamen, hingga peminta-minta.
Kalau nanti bu Risma ke Bandung blusukan, pasti juga akan menemukan gelandangan. Apakah berdasarkan hal itu kita langsung mengecap Ridwan Kamil tidak bisa bekerja? Respon seperti ini sungguh membesarkan bayang-bayang risma sehingga menjadi selimut gelap untuk Anies Baswedan. Premisnya terlalu prematur, padahal ada banyak argumen yang dapat disusun untuk mengkritik Anies Baswedan. Apakah semua ini demi pilgub DKI Jakarta? Kita tunggu saja kisah selanjutnya...
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H