Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kemegahan Jokowi Tempatkan Fadli Zon Dalam Sudut Sempit Kesepian

28 Desember 2020   22:59 Diperbarui: 28 Desember 2020   23:04 2824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini murni opini yang penuh penganalogian. Dalam hal ini saya memakai analogi Fadli Zon yang kesepian. Belakangan fadli Zon terus gencar menyerang pemerintah, terutama Jokowi dalam kasus kematian 6 anggota Front Pembela Islam.

Mahfud MD sebagai Menko Polhukam sudah menegaskan tidak akan membentuk tim khusus dalam penanganan kasus ini. Artinya pemerintah percaya pada penanganan polisi dalam menyelesaikan kasus ini.

Fahri Hamzah sampai mengutarakan kekecewaannya pada Prabowo melalui akun twitternya. Fahri Hamzah mengingatkan Prabowo di mana Prabowo saat semua konflik ini terjadi. Pasti Fadli Zon juga ingin mengkritisi Prabowo yang tidak mengeluarkan statement dalam isu ini. Namun apa daya Fadli Zon tidak kuasa mengkritik ketua umumnya sendiri.

Yang membuat mereka makin marah dengan tindakan polisi mungkin adalah pernyataan Jokowi yang mengapresiasi langkah polisi. Jokowi mendukung aparat melakukan tindakan tegas dan meminta rakyat tidak menghalang-halanginya. Karena rakyat tidak dapat berlaku semena-mena sebab polisi dilindungi konstitusi untuk menegakkan hukum.

Fadli Zon saat ini memang seperti berjalan seorang diri mengingat partainya memilih diam karena sang ketua umum sudah bergabung dengan Jokowi. Apalagi hanya kader biasa tentu tidak berani bersuara. Apalagi saat ini Sandiaga Uno sudah menjadi menteri Jokowi juga, maka tidak ada alasan bagi partai Gerindra mengambil langkah yang berseberangan dengan pemerintah.

Apalagi jika kelak wacana Puan-Prabowo dalam pilpres 2024 adalah kenyataan, makin sepilah jalan Fadli Zon dalam mengawasi jalannya pemerintahan. Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Apa yang dilakukan Fadli Zon sebenarnya sudah baik, hanya saja komentar-komentarnya lebih banyak salah kaprahnya.

Dulu juga dia pernah mengklaim bahwa penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet adalah benar, faktanya Ratna Sarumpaet mengaku bahwa lebam di wajahnya adalah bekas gagalnya operasi. Demikian juga saat Fadli Zon tidak mempercayai cerita versi polisi dan lebih mempercayai cerita versi FPI tentu publik jadi meragukannya.

Memang Jokowi saat ini ini sangat kuat, sehingga siapapun yang berusaha mengkritiknya pasti akan berjalan di jalan sepi. Bahkan media sekelas tempo yang memilih untuk mengkritisi Jokowi saat ini harus empot-empotan karena rating mereka anjlok di dunia digital.

Demikian juga Najwa Shihab dengan acaranya yang mendapat kritikan tajam dari banyak pendukung Jokowi. Misalnya saat Najwa Shihab melakukan wawancara dengan kursi kosong karena ketidak hadiran mantan menteri kesehatan Terawan. Dilanjutkan dengan wawancara Najwa Shihab kepada Munarman yang dinilai tidak layak karena menampilkan bukti-bukti yang yang tidak Kredibel.

Maka siapapun saat ini yang berani berseberangan dengan pemerintahan Jokowi sudah pasti akan melangkah di jalan yang sepi. Jokowi sudah menyusun pemerintahannya dengan sangat rapi mulai dari legislatif sampai eksekutif semuanya sudah digenggam oleh Jokowi.

Namun Jokowi tetap mengedepankan demokrasi dalam menjalankan negara maka dengan kekuatan yang demikian seharusnya kita bersyukur karena Jokowi tidak mengambil langkah-langkah otoriter.

Bahkan wacana 3 periode  dibantah sendiri orang Jokowi dan ditolak olehnya. Padahal Jokowi punya kesempatan untuk melaksanakan namun dia memilih untuk tidak mengambilnya. Mengingat hal itu mengkhianati semangat reformasi dan terlalu banyak polemik Yang Harus tercipta serta biaya yang harus dikeluarkan.

Maka jalan sepi Fadli Zon adalah jalan sepi yang dilalui juga oleh pengkritik pengkritik Jokowi saat ini. Karena strategi Jokowi sulit ditebak dan dia tidak mudah terpancing dengan pernyataan-pernyataan kelas pihak lawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun