Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Samakan dengan SBY, Prabowo Tak Akan Kalah karena Edhy Prabowo

25 November 2020   20:36 Diperbarui: 26 November 2020   07:51 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pikiran-rakyat.com

Penangkapan menteri KKP Edhy Prabowo langsung memunculkan banyak analisa tentang karir politik Prabowo Subianto. Sebab sekalipun sudah terlibat dalam tiga kali pemilihan presiden, Prabowo menjadi satu-satunya calon yang masih punya peluang besar untuk menang.

Prabowo pernah maju mendampingi Megawati sebagai wapres, lalu maju lagi sebagai capres melawan Joko Widodo. Dalam dua kali pertarungan melawan Jokowi Prabowo kalah. Perbedaan suara di antara keduanya pun terhitung tipis. Itu kenapa sampai hari ini Prabowo masih berpeluang memenangkan pemilihan presiden tahun 2024.

Sebab Joko Widodo sudah tidak bisa lagi mencalonkan diri Mengingat Jokowi sudah memimpin Indonesia dua periode. Elektabilitas Prabowo Subianto juga masih yang tertinggi diantara tokoh-tokoh lainnya. Perbedaannya juga cukup signifikan sehingga tampaknya tidak ada keraguan bagi Prabowo untuk maju sekali lagi dalam pertarungan pemilihan presiden.

Semua berjalan baik sampai hari ini masyarakat dikagetkan dengan ditangkapnya Edhy Prabowo yang adalah kader Gerindra dan bergabung dengan Prabowo di kabinet Jokowi. Tentu berita ini sangat mengagetkan semua pihak. Apalagi untuk Prabowo dan Gerindra.

Tak jarang dalam orasinya Prabowo meminta kader Gerindra tidak terlibat korupsi. Karena kalau terlibat dia sendiri yang akan memenjarakannya. Seandainya yang korupsi hari ini adalah kader Gerindra di legislatif, masyarakat tentu tidak akan sekaget ini. Tapi jika yang korupsi adalah Edhy Prabowo yang adalah orang dekat Prabowo, orang kepercayaan Prabowo, sama-sama jadi menteri di kabinet Jokowi, pastilah kita shock.

Dan yang membuat kita semakin geleng-geleng, bergabungnya Edhy Prabowo dan Prabowo dalam kabinet Jokowi belum genap setahun. Tentu ini sangat Menghujam Gerindra. Apalagi selama ini gerinda adalah oposisi, kader-kadernya terkenal kritis terhadap pemerintahan Jokowi. Tapi kini malah orang pilihan gerinda sendiri yang diduga terlibat korupsi di tubuh Kementerian KKP.

Kita belum tahu pasti apakah menteri Edhy terlibat atau tidak. Kita Masih menunggu proses yang dilakukan KPK. Kembali pada analisa karir politik Prabowo Subianto pasca Kejadian ini. Beberapa analisa mulai mengasumsikan bahwa partai Gerindra akan bernasib sama seperti Partai Demokrat.

Dan Prabowo akan kehilangan dukungan persis seperti Partai Demokrat yang di legislatif dan di eksekutif mulai ditinggalkan pemilihnya. Kita ingat Bagaimana Partai Demokrat begitu Jaya dengan slogan "katakan tidak pada korupsi."

Tapi faktanya Partai Demokrat melakukan korupsi besar-besaran yang menyeret Nazaruddin, Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, dan petinggi petinggi Demokrat lainnya. Bahkan ada isu, bahwa yang terlibat korupsi sejatinya tidak berhenti pada mereka yang sudah dipenjara saja. Namun karena kuatnya pengaruh kekuasaan hanya segitulah yang bisa dijebloskan ke penjara.

Berkaca pada kasus Partai Demokrat yang berjaya dan ambruk hanya dalam hitungan satu sampai dua tahun. Orang-orang mulai memprediksi bahwa Prabowo akan mengalami hal yang sama. Lalu Benarkah Gerindra dan Prabowo akan bernasib sama seperti Partai Demokrat? 

Berkata bahwa isu korupsi tidak mempengaruhi dukungan untuk gerinda pasti terlalu Naif. Tapi berkata bahwa nasib Prabowo akan mengenaskan seperti Partai Demokrat, saya pikir butuh hasil survei terbaru pasca ditangkapnya Edhy Prabowo oleh KPK.

Sebab Prabowo punya pendukung fanatik. Dan jumlah pendukung Prabowo sampai saat ini hanya bisa dikalahkan oleh jumlah pendukung Jokowi. Maka menurut saya kejadian yang dialami Edhy Prabowo tidak akan secara signifikan melemahkan suara untuk Prabowo.

Tapi untuk melemahkan suara Gerindra dalam pemilihan legislatif bisa saja. Sebab masyarakat melihat Prabowo sebagai sosok, sekalipun suatu hari Prabowo pindah partai, maka para pendukungnya akan mengikuti Prabowo bukan mengikuti partai Gerindra.

Miriplah dengan sebuah band yang yang pecah lalu para penggemar Band ini akan mengikuti vokalisnya. Maka menurut hemat saya terlalu dini menyimpulkan bahwa penangkapan Edhy Prabowo akan mengakhiri karir politik Prabowo dalam pemilihan presiden tahun 2024.

Sebab sudah teruji betapa fanatiknya pendukung Prabowo.Setelah Prabowo bergabung dalam pemerintahan dan menimbulkan polemik kekecewaan pada sebagian pendukungnya, ternyata jumlah pendukung yang kecewa itu tidak seberapa dibandingkan dengan mereka yang tetap setia mendukung Prabowo.

Maka perlu beberapa survei lagi untuk melihat apakah kasus ini berdampak signifikan pada dukungan untuk Prabowo Subianto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun