Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kritikan Keras Saya Untuk Admin Kompasiana Sebagai Pengguna Premium

24 November 2020   20:05 Diperbarui: 24 November 2020   20:51 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebenarnya saat beberapa artikel saya dihilangkan labelnya saya masih menahan diri untuk tidak menulis ini. Tapi saat artikel terbaru saya dicopot lagi labelnya dengan alasan yang tidak jelas mau tidak mau saya harus mengkritik admin Kompasiana yang saya rasa tidak berkompeten untuk membaca artikel.

Ada beberapa alasan saya menjadi pengguna Kompasiana premium. Pertama agar lebih enak membaca karena tidak ada iklan menjijikan yang dijadikan Kompasiana sebagai sumber pendapatannya, kedua agar saya lebih mudah menulis karena Kompasiana menjadi lebih ringan, ketiga agar saya lebih mudah bersilaturahmi dengan kompasianer lain karena Kompasiana terasa ringan dibuka.

Saya heran admin Kompasiana mencopot tulisan politik saya yang jelas jelas bukan hoax, tidak menyebar kebencian, dan tidak merugikan pihak lain. Coba jawab saya, Apa yang diharapkan admin Kompasiana dari tulisan politik?

Menurut saya tulisan politik saya masih sopan. Coba lihat tulisan di media lain. Dari judulnya saja sudah jauh lebih provokatif. Pertanyaan saya, Apa yang diharapkan Kompasiana dari artikel politik yang ditulis oleh kompasianer di Kompasiana?

Kalau Kompasiana mengharapkan penulis di Kompasiana Menulis artikel politik persis seperti berita-berita di media lain itu namanya menyadur berita. Haruskah penulis politik di Kompasiana membuat tulisan seperti itu?

Bukankah ini media warga? Di platform ini kami menyuarakan pendapat kami tentang suatu isu. Dalam menyuarakan pendapat tentang isu tersebut kami mengandalkan analisa.

Coba baca artikel di bawah ini, Apakah artikel yang saya tulis ini ada hoax-nya? Apakah merugikan pihak lain? Coba dibaca biar admin Kompasiana terlihat punya integritas membaca artikel.

https://www.kompasiana.com/tokapelawi/5fbce41ed541df579875d922/jk-siapkan-anies-baswedan-rizieq-shihab-megawati-siapkan-prabowo-puan-siapa-menang

Silakan baca artikel di atas. Demikian juga beberapa waktu yang lalu artikel saya menulis  artikel tentang Nikita Mirzani, awalnya dicopot labelnya, tapi kemudian dipasang lagi.

Kalau artikel politik tidak boleh ada analisanya, sebaiknya kolom artikel politik dihapus aja biar semua kompasianer menulis cerpen, menulis pantun, dan artikel-artikel gaya hidup lainnya.

Saya heran melihat kinerja admin Kompasiana semakin hari tidak semakin baik. Beberapa hari yang lalu tulisan saya tentang Fadli Zon juga dihapus. Saya diam saya pikir mungkin pengandaian saya tentang Fadli Zon dimana Fadli Zon saya ibaratkan sebagai batu sandungan, duri dalam daging, terlalu menyerang pribadi.

Walaupun sebenarnya kalau admin Kompasiana yang terhormat membaca dengan baik tulisan itu sama sekali tidak menyerang pribadi Fadli Zon. Yang saya bahas adalah fakta fakta bahwa sikap Fadli Zon berbeda dengan  partai Gerindra yang jelas-jelas sudah mendukung Jokowi. Dan sikap berbeda Fadli Zon itu dapat merugikan Prabowo.

Coba lihat alurnya. Di sana saya membahas Fadli Zon dengan argumen-argumen yang faktual tidak hoax. Memang faktanya Fadli Zon berbeda langkahnya dengan partai Gerindra. lalu saya Analisa dampak dampak buruknya bagi Prabowo

Jadi harus bagaimana Menulis artikel politik Kalau tidak ada asumsi dan prediksi dan juga analisa. Dengan segala hormat menurut saya admin Kompasiana harus dievaluasi lagi kinerja nya.

Menulis itu Butuh waktu butuh tenaga butuh riset membaca berita. Coba deh admin Kompasiana menulis kita mau lihat Bagaimana tulisan politiknya.

Satu lagi Saran saya pada admin Kompasiana. Sebenarnya sudah lama saya membaca kritikan orang yang mengatakan bahwa artikel politik di Kompasiana ini tidak berkualitas. Tapi saya males mau menanggapi.

Pertama inikan media warga, yang menulis juga bukan para pakar Dan wartawan. Adalah wajar kalau tulisan-tulisan politiknya kental dengan cara masyarakat biasa menyuarakan pendapatnya. Katanya Kompasiana ini media warga terbesar di Indonesia. Kalau begitu tugas admin Kompasiana bukan menghakimi satu tulisan berkualitas atau tidak, tugas Kompasiana hanya menampung saja.

Selama satu artikel mempunyai bobot analisa, bobot informasi, disampaikan dengan komprehensif, harusnya artikel itu tidak perlu dikatakan tidak berkualitas. Coba saya tantang sekarang orang-orang yang mengatakan artikel politik di Kompasiana itu tidak berkualitas untuk menulis artikel politik !

Saya lihat admin Kompasiana terbawa arus. Harusnya admin Kompasiana mempengaruhi kompasianernya. Jangan hanya karena sering dikritik bahwa tulisan politik di Kompasiana tidak berkualitas lalu admin Kompasiana nurut kayak burung beo.

Coba saya tanya, Siapa yang paling banyak kontribusi menyumbang artikel, mereka yang berkoar-koar tulisan politik di Kompasiana tidak berkualitas atau malah orang-orang yang dituduh tidak berkualitas tulisannya?

Ayo dong jangan belagu. Kalau sebuah tulisan politik harus mengutip pandangan-pandangan ahli, teori-teori ilmuwan, sebaiknya Jangan sebut lagi Kompasiana ini media warga. Karena tidak semua kompasianer ini akademisi. Maka dengan pengetahuan yang terbatas itulah mereka menyuarakan pendapatnya.

Jadi sekali lagi ini adalah kritik keras saya kepada admin Kompasiana. Ingat ini, Saya menulis politik di Kompasiana bukan mau menyadur berita yang sudah ada. Apalagi mengcopy paste berita yang sudah ada. Saya menulis politik di Kompasiana untuk menganalisa suatu isu yang ada. Dalam analisa itu, ada asumsi ada prediksi. Dan selama analisa itu sifatnya tidak provokatif dan merugikan atau memfitnah pribadi seseorang admin Kompasiana tidak berhak mencopot label tulisan itu.

Dan kalau judul tulisan itu dirasa terlalu provokatif padahal isinya bagus silakan judulnya diganti jangan Tulisannya dihapus atau labelnya dicopot. Inilah kerjasama saling mengoreksi yang harusnya ditawarkan admin Kompasiana pada kompasianernya.

Saya pikir saya tidak cukup gila untuk menulis hoax atau Menulis artikel yang membahayakan diri saya sendiri. maka Saran saya jadilah admin Kompasiana yang berintegritas, dan berpengetahuan baik, dan juga update pada informasi yang ada agar bisa menilai sebuah artikel dengan lebih baik.

Untuk orang yang suka bilang artikel politik di Kompasiana tidak berkualitas, Sebaiknya anda baca media lain, karena ini adalah media warga, semua berproses dan belajar untuk jadi lebih baik.

Dan yang lebih lucu lagi, sangat ironis jika Kompasiana mendengarkan kritik dari orang yang nama akunnya tidak jelas, tidak dikenal itu siapa, tulisannya tidak jelas, akun itu sendiri tidak pernah menulis artikel yang berkualitas, dan yang jelas mereka ini sama sekali tidak produktif.

Jadi sangat aneh jika Kompasiana memihak si tukang kritik di Kompasiana dimana si tukang kritik ini tidak produktif sama sekali. Sebaiknya admin Kompasiana jangan malah Jadi halangan bagi kompasianer yang produktif. Inilah kritik keras saya untuk admin Kompasiana yang semakin tidak jelas. Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun