Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Si Raja Tega, Anies Baswedan Kesepian, Ahok akan Menangkan Pilgub DKI Jakarta

20 November 2020   14:21 Diperbarui: 20 November 2020   14:23 6306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar tribunnews.com

Pasti banyak masyarakat yang kaget membaca berita hari ini. Bagaimana tidak, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menginstruksikan kepada bawahannya untuk mencopot seluruh baliho Imam Besar FPI Rizieq Shihab. Video pencopotan baliho yang dilakukan oleh TNI tersebut viral di Twitter.

Sosok-sosok seperti Ruhut Sitompul, Permadi Arya, Ferdinand Hutahaean hingga denny Siregar sudah tentu mendukung aksi tersebut.Yang menentang tentu saja Fadli Zon, Haikal Hassan, hingga Tengku Zulkarnain. Instruksi Presiden Jokowi pasca aksi pengumpulan Masa oleh Habib Rizieq benar-benar membawa babak baru dalam perpolitikan tanah air.

Instruksi Jokowi sudah menelan korban, yaitu pencopotan petinggi di kepolisian, dipanggilnya kepala daerah Ridwan Kamil dan Anies Baswedan, serta pemeriksaan saksi-saksi yang turut ambil bagian dalam acara Habib Rizieq. Situasi semakin panas saat istana menolak untuk berdialog dengan Habib Rizieq.

Habib Rizieq sedari awal memang melemparkan isu rekonsiliasi kepada pemerintah. Tapi pemerintah merasa tidak ada hal yang perlu direkonsiliasi dengan Habib Rizieq. Menurut pemerintah hubungan negara dan Habib Rizieq baik-baik saja. Lalu keinginan Habib Rizieq untuk berdialog dengan Presiden Jokowi pun ditolak oleh istana.

Sementara di DPRD DKI Jakarta, Anies Baswedan menghadapi isu pelengseran. Hal ini juga sedang jadi polemik Apakah Mendagri bisa mencopot Anies Baswedan atau tidak. Partai solidaritas Indonesia ingin menggunakan hak bertanya pada Anies Baswedan, sementara Partai Nasdem menolak dengan menganggap Anies sudah melakukan tugasnya.

Inilah peta politik dan isu sosial di Indonesia hari ini. Sementara pertarungan antara Habib Rizieq dengan Nikita Mirzani sementara reda, karena saat ini Habib Rizieq dan kelompoknya menghadapi lawan yang jauh lebih besar yaitu Tentara Nasional Indonesia Yang sudah mulai mengambil sikap.

Bahkan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, sudah secara terang-terangan akan membubarkan FPI kalau organisasi tersebut mengancam kedaulatan NKRI. Duduk Abdurrahman juga secara terang-terangan mengkritik bahwa Rizieq bukan Habib jika yang keluar dari mulutnya adalah caci maki.

Tentu semua tindakan TNI hari ini berdasarkan instruksi mendasar dari Panglima tertinggi yaitu Presiden Joko Widodo. Saya pikir langkah yang dilakukan Presiden Jokowi sudah tepat. Walaupun menurut saya harusnya polisi lebih beringas agar tidak ada isu pengembalian dwifungsi ABRI seperti di era Orde Baru. TNI tetap boleh bersikap, tapi sifatnya lebih membackup polisi.

"Apa urusannya Pangdam Jaya memerintahkan mencopot baliho? Di luar kewenangan n tupoksi TNI. Sebaiknya jgn semakin jauh terseret politik, kecuali mau hidupkan lg "dwifungsi ABRI" imbangi "dwifungsi polisi"."Fadli Zon

Konon Hal ini dilakukan karena Satpol PP sudah sering mencopot baliho Habib Rizieq tapi dipasang lagi oleh kelompoknya. Sampai detik ini ini Habib Rizieq belum mengeluarkan pernyataan baru Selain menggumumkan bahwa dia sakit dan akan beristirahat lebih dulu.

Menurut pemberitaan yang ada Habib Rizieq juga berjanji tidak akan membuat kerumunan masa lagi.

Dampak Signifikan Kejadian Ini Untuk Anies Baswedan dan Habib Rizieq

Lalu Apa dampak signifikan Kejadian ini untuk Anies Baswedan? Pertama, Anies Baswedan tampak kesepian. Menurut Front Pembela Islam Anies Baswedan memberikan izin acara yang diselenggarakan Habib Rizieq, menurut Pemprov DKI Jakarta mereka tidak memberi izin. Entahlah Siapa yang benar, tapi beberapa pernyataan yang kontradiktif seperti ini muncul di media.

Tentu untuk saat ini hubungan Anies Baswedan Habib Rizieq tidaklah sehangat seperti sebelumnya. Saat ini Anies Baswedan dan Habib Rizieq sama-sama mengalami hubungan yang saling merugikan. Aksi Habib Rizieq menyebabkan Anies Baswedan diterpa isu pelanggaran protokol kesehatan dan dinilai tidak tegas.

Sementara itu di sisi lain Pernyataan Anies Baswedan dinilai tidak melindungi Habib Rizieq. Apalagi pandemi ini adalah tragedi kemanusiaan. Dalam banyak kasus seseorang yang diterpa isu tragedi kemanusiaan sangat sulit memenangkan sebuah pertarungan politik.

Prabowo sudah menjadi contoh bertahun-tahun. Bagaimana isu pelanggaran HAM membuatnya tidak pernah memenangkan pemilihan presiden. Demikian juga Golkar, kenangan Orde Baru membuat mereka tidak pernah lagi menjadi partai nomor satu di negara ini.

Mengidentifikasi Betapa Lemahnya Posisi Anies Baswedan Saat ini

Berdasarkan analisa di atas, bahkan jika hari ini diadakan pemilihan Gubernur DKI Jakarta antara Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dipastikan Ahok akan menang. Anies Baswedan coba memperbaiki citranya dengan memamerkan penghargaan-penghargaan yang diterima DKI Jakarta.

Tapi tetap saja hal itu tidak bisa menutupi kekecewaan masyarakat karena pelanggaran covid 19 yang seolah-olah disponsori oleh Anies sendiri. Maka satu-satunya solusi untuk memperbaiki kredibilitas Anies Baswedan adalah dengan memenangkan hati masyarakat Indonesia yang lebih moderat.

Masyarakat Indonesia sendiri bertipe moderat, liberal dan konservatif. Maka untuk memenangkan pemilihan presiden di Indonesia, seorang calon harus mengambil Jalan Tengah yaitu bersifat moderat, karena dengan moderat masyarakat masih berpikir calon tersebut bisa merangkul semua kalangan.

Maka Anies Baswedan punya pekerjaan berat jika ingin memenangkan pemilihan presiden tahun 2024. Memainkan isu agama tidak lagi relevan karena kemenangan Anies atas Ahok karena ahoknya memang minoritas.

Sudah pasti lawan Anies Baswedan di tahun 2024 (Itupun kalau dia dicalonkan atau mencalonkan diri) berasal dari mayoritas, jadi tidak ada celah untuk memainkan isu identitas dan agama.

Boleh setuju boleh tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun