Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan, Habib Rizieq, dan Gatot Nurmantyo Bawa Peluang Ferdinand Jadi Komisaris BUMN

3 November 2020   19:40 Diperbarui: 3 November 2020   20:12 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Pikiran Rakyat.com

"Pak  , ijin Jendral, ini sepertinya kesempatan bagus untuk Deklarasi KAMI di istana. Biar sendirian deklarasinya disana, tidak apa2 pak. Yang penting gaungnya, power politiknya tinggi. Ayo pak mumpung ada kesempatan..!!" Ferdinand Hutahaean.

"Ayo Bang lebih keras nyinyirnya biar masuk bursa komisaris BUMN." Begitu bunyi komentar beberapa netizen yang menyindir Ferdinand. Khususnya di media sosial Twitter.

Sejak keluar dari partai Demokrat Ferdinand memang lebih frontal dalam menyuarakan kritiknya pada berbagai pihak. Setidaknya ada ada tiga tokoh yang sering kena semprot oleh Ferdinand.

Pertama Anies Baswedan, kedua Habib Rizieq, ketiga Gatot nurmantyo.

Pertama saya akan bahas soal kritik Ferdinand terhadap Anies Baswedan. Ferdinand Hutahaean mengkritik Anies Baswedan Sebenarnya bukan hal baru. Ferdinand Sedari Dulu memang tidak punya dukungan terhadap Anies.

Anies Baswedan adalah musuh dari Agus Harimurti Yudhoyono dalam pilgub DKI Jakarta. Dan saat sekarang Ferdinand Pro pada pemerintahan Jokowi maka kritik terhadap Anies pun semakin menjadi-jadi.

Mudah Saja merumuskannya, pendukung Anies hampir bisa dipastikan mayoritasnya adalah para masyarakat yang kontra dengan pemerintah pusat. Karena bisa dibilang para pendukung Anies adalah turunan dari para pendukung Prabowo.

Pendukung Prabowo sudah pasti bukan pendukung Jokowi.Demikian juga sudah pasti pendukung Anies bukan pendukung Ahok. Dan yang tidak mendukung Ahok sudah pasti tidak mendukung Jokowi.

Sehingga siapa yang tidak mendukung Ahok pasti mendukung Anies, dan siapa yang mendukung Anies pasti tidak mendukung Jokowi.

Ini adalah faktor pertama Kenapa Ferdinand kritik habis Anies Baswedan.Faktor kedua adalah karena memang Anies Baswedan dirasa tidak bisa bekerja oleh banyak pihak.

Misalnya tentang penanganan covid-19. Kebijakan Anies Baswedan dinilai tidak tegas, plin-plan, dan seperti tidak tahu mana yang harus prioritas. Misalnya baru saja Anies menggumumkan kenaikan masyarakat yang terjangkit covid-19, tidak Berapa lama kemudian Anies menggumumkan membuka bioskop.

Sungguh kebijakan yang kontradiktif. Dan masih banyak kebijakan-kebijakan Anies yang dikritik oleh Ferdinand. Yang terbaru adalah soal terpilihnya Jakarta sebagai kota terbaik di dunia dalam sustainable transport Awards 2021.

Terlepas dari kritik Ferdinand, saya pribadi tidak mengerti Bagaimana mungkin kota yang sangat macet, penuh pengangguran, kotor dan banjir seperti Jakarta bisa memperoleh penghargaan seperti itu.

Tapi dalam menanggapi hal ini Ferdinand mengkritik Anies yang cuman bisa menerima piala tanpa bekerja karena semua itu dikerjakan oleh gubernur-gubernur sebelumnya yaitu Jokowi dan Ahok.

Kritik kedua yang sering ditujukan Ferdinand adalah kepada Habib Rizieq yang sampai saat ini masih berada di Arab Saudi. Ferdinand mengkritik kepulangan Habib Rizieq, menurut Ferdinand jika Habib Rizieq ingin pulang ya pulang saja tidak usah berharap ada penyambutan yang spesial.

Ferdinand juga mengkritik pengikut Habib Rizieq yang seolah-olah "mendewakan" pimpinan besar Front Pembela Islam tersebut. Sering juga Ferdinand mengungkit kasus chat mesum yang dialami Habib Rizieq.

Intinya di media sosial Twitter Ferdinand tidak pernah berhenti mengkritik Habib Rizieq.

Sosok ketiga yang sering dikritik oleh Ferdinand adalah Gatot nurmantyo. Bahkan yang terbaru Ferdinand menyindir Gatot dengan membuat status begini,

"Pak  , ijin Jendral, ini sepertinya kesempatan bagus untuk Deklarasi KAMI di istana. Bisr sendirian drklatasinya disana, tidak apa2 pak. Yang penting gaungnya, power politiknya tinggi. Ayo pak mumpung ada kesempatan..!!"Ferdinand Hutahaean

Status itu dibuat Ferdinand untuk menanggapi status terbaru dari Menko polhukam Profesor Mahfud MD yang menginformasikan tentang penghargaan bintang Mahaputra yang akan diterima Gatot Nurmantyo pada tanggal 10 dan tanggal 11 November nanti.

Sindiran ini dilontarkan Ferdinand karena Gatot adalah salah satu pendiri KAMI.

Melihat gaung Ferdinand yang semakin keras dan aktif dalam mengkritisi lawan-lawan politik pemerintah, banyak netizen mendukung Ferdinand, dan tak sedikit pula yang menyindir Ferdinand untuk semakin semangat agar segera mendapat jatah komisaris di BUMN.

Saya pribadi belum melihat ada peluang Ferdinand menjadi komisaris BUMN. Mengingat sampai hari ini pertikaian antara Adian Napitupulu dan Erick Thohir mengenai komisaris BUMN masih terjadi.

Artinya sosok-sosok yang dititipkan untuk mengisi kursi komisaris BUMN baik karena janji politik atau karena bagian dari pendukung pemerintah sendiri belum terealisasi dengan sempurna.

Apalagi tiba-tiba menarik Ferdinand menjadi komisaris rasanya mustahil. Yang paling mungkin adalah Ferdinand bergabung pada salah satu partai pendukung pemerintah. Paling mungkin adalah ke Partai Nasdem atau partai solidaritas Indonesia.

Untuk bergabung ke PDIP Saya melihat peluangnya masih kecil. Atau kemungkinan besar Ferdinand bisa bergabung dalam Tim Sukses calon yang diusung oleh PDIP dalam pilkada atau Pilpres nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun