""Gerindra itu pada mulanya gagasan saya, bukan saya ngarang-ngarang. Saya bicara dengan Pak Hashim," Fadli Zon.
Fadli Zon memang unik langkah politiknya. Disaat partai Gerindra dan sang ketua umum Prabowo Subianto bergabung pada pemerintahan, Fadli Zon masih saja terus-terusan mengkritik pemerintah secara membabi-buta.
Dan anehnya seperti pengakuannya sendiri Fadli Zon tidak pernah tuh sekalipun ditegur oleh Prabowo. Bayangkan kalau yang melakukan kritik dan pernyataan kontroversial terhadap pemerintah adalah kader lain, Saya tidak yakin orang tersebut masih akan ada di partai Gerindra.
Apa gerangan yang membuat Prabowo seperti tidak bisa berbuat apa-apa untuk menjinakkan Fadli Zon. Saya tidak yakin gerak-gerik Fadli Zon adalah bentuk politik dua kaki yang dilakukan partai Gerindra. Tidak ada untungnya sama sekali mengingat Pilpres masih lama dan suara untuk Prabowo pun masih cukup besar.
Saya yakin ini murni manuver dan inisiatif dari Fadli Zon. Terbukti secara bulat partai Gerindra mendukung tuh undang-undang Cipta kerja. Bahkan secara terang-terangan Prabowo mengkritik mereka yang menolak undang-undang ini tanpa membacanya lebih dulu.
Saya tidak tahu apakah Ibu Megawati sebagai ketua umum partai penguasa, juga ketua umum partai koalisi tidak menegur Prabowo. Karena yang terlihat tidak memiliki Wibawa ya Prabowo sendiri. Bagaimana mungkin saat Prabowo sudah menjadi bagian dalam pemerintahan ada kadernya yang terus mengkritik pemerintahan.
Artinya Fadli Zon juga mengkritik Prabowo dong.Mungkin jawabannya ada pada hasil wawancara Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun yang diunggah ke Youtube berjudul "Fadli Zon: Leadership Jokowi Kurang Bisa Menyatukan Bangsa."
Dalam perbincangan mereka Fadli Zon menceritakan bagaimana sejarah lahirnya partai Gerindra.
Fadli menceritakan kedekatannya dengan Prabowo memang cukup lama, sejak dia masih mahasiswa. Saat mahasiswa, Fadli menjadi aktivis dan banyak menulis tentang gerakan mahasiswa awal tahun 1990-an.
"Waktu itu ada diskusi, saya ajak mahasiswa bertemu Pak Prabowo yang jadi pembicara menerangkan berbagai situasi politik. Itulah perkenalan pertama yang cukup intensif."
Fadli melihat sosok Prabowo pada waktu itu merupakan tentara yang reformis karena tahun 90-an menggunakan kalimat reformasi dan berani berhadapan dengan kalangan sipil meskipun sipilnya kritis. Tampaknya, ada satu dasar demokratis dalam pemikiran beliau.
Pada saat-saat tertentu, Fadli mengatakan Prabowo kadang kala berada di puncak, di bawah, dan sempat berada di luar negeri setelah reformasi. Saat itu, Fadli dianggap menjadi Juru Bicara Prabowo.
"Pak Prabowo saya kira punya pandangan yang besar tentang Indonesia, satu visi jauh ke depan. Setelah kembali dari luar negeri, Pak Prabowo ikut politik dan kompetisi konvensi Golkar pada 2003-2004, tapi kalah," ujar Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (KSAP) DPR itu.
"mulanya gerindra itu gagasan saya, bukan saya ngarang-ngarang. Saya bicara dengan Pak Hashim."
Saat itu, kata Fadli, Prabowo menolak gagasan mendirikan partai. Karena, beliau saat itu menjadi Anggota Dewan Penasihat Golkar sehingga merasa masih bisa untuk merebut Golkar pada kompetisi berikutnya.
"Saya katakan, tidak mungkin berhadapan ketika itu Ketua Umum Golkar Pak Jusuf Kalla. Jadi sebaiknya membuat parpol sendiri, lalu saya ikut mulai pembuatan AD/ART. Saya pimpin tim kecil merumuskan manifesto perjuangan kemudian menjadi namanya Partai Gerindra."
Dari sini Mungkin cukup terjawab Kenapa Fadli Zon selalu mendapatkan tempat di partai Gerindra. jika yang dikatakan Fadli Zon ini benar maka sesungguhnya Fadli Zon masuk kedalam jajaran pendiri partai Gerindra.
Mungkin ini jugalah yang membuat Fadli Zon ibarat Lionel Messi di era Ronald Koeman. Messi sekarang diberi privilage untuk bergerak ke manapun yang dia mau. Bahkan Lionel Messi tidak wajib bertahan ketika timnya diserang musuh.
Persis seperti Fadli Zon yang tidak wajib untuk mendukung apa yang didukung partai. Fadli Zon diberi kebebasan untuk menentukan sikapnya sekalipun itu berbeda dengan garis besar partai.
Bisa jadi karena Prabowo menganggap fadli Zon memiliki jasa atas karir politiknya di partai Gerindra. Sehingga Prabowo tidak terlalu mau memusingkan komentar-komentar Fadli Zon.
Padahal setiap hari Fadli Zon merepet kayak emak-emak di media sosial mengkritik pemerintah. Tak pernah sekalipun Fadli Zon memuji atau mengapresiasi langkah pemerintah.
Bandingkan dengan Prabowo yang sampai bersumpah bahwa Jokowi bekerja untuk rakyat. Pernyataan Prabowo dan pernyataan Fadli Zon Bagaikan Air Dan Api, bagaikan langit dan bumi.
Bisa jadi hampir 99% kader di Gerindra 1 suara dengan Prabowo, bisa jadi saat ini Fadli Zon adalah sosok kesepian di dalam partainya karena dia sendiri yang frontal memiliki suara berbeda dengan suara partai.
Jika kita lihat Fahri Hamzah yang kini mendirikan partai Gelora, sepertinya sudah mulai lebih ramah kepada kepemimpinan Jokowi. Itu Kenapa Fahri sampai mendukung anak dan menantu Jokowi.
Jadi kesimpulannya mungkin Faktor jasa masa lalu inilah yang membuat Prabowo tetap tak ingin atau bahkan tak bisa menyingkirkan Fadli Zon dari partai Gerindra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H