Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo dan Luhut Pakai Insting Militer, Adian Napitupulu Kalem, Ruhut Marah-marah

20 Oktober 2020   11:22 Diperbarui: 21 Oktober 2020   08:04 13233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuduhan Luhut malah lebih masuk akal. Karena bisa dilihat faktanya memang banyak tokoh yang coba mencari popularitas lewat undang-undang Cipta kerja ini. Maka argumen Luhut menurut saya lebih bisa diterima.

Lain Prabowo, lain Luhut, lain lagi dengan Ruhut Sitompul.

"Siapa raja ngeles? ya kadrun kenapa krn jelas orasinya waktu demo menolak UU Cipta Kerja 13 Oktober menyemangati para pendemo mengatakan bossnya segera kembali & akan memimpin revolusi menjatuhkan Pak Joko Widodo Presiden RI ke 7 eh sekarang ngeles revolusi akhlak MERDEKA." Ruhut Sitompul

Ruhut Sitompul lebih kepada ngomel-ngomel sembari menertawakan mereka yang merongrong pemerintahan Jokowi lewat undang-undang Cipta kerja.

Tuduhan Ruhut Sitompul sudah lebih spesifik dan mengarah kepada orang-orang yang mudah kita tebak. Ruhut Sitompul lebih aktif dalam mereaksi para penentang undang-undang Cipta kerja.

Ruhut Sitompul juga mengkritik habis mereka yang berusaha menurunkan Jokowi lewat penolakan undang-undang Cipta kerja.

Beda lagi dengan Adian Napitupulu. Kader PDIP, dan mantan aktivis ini terlihat lebih kalem. Adian bahkan sempat mengunjungi para demonstran yang ditangkap polisi.

Adian juga tidak memuji atau mengkritik undang-undang Cipta kerja. Sikap adian ini tentu membuat kita bertanya-tanya.

Kalau tidak dipuji Apakah undang-undangnya jelek?

Kalau tidak dikritik berarti undang-undangnya bagus dong.

Kenapa Adian Napitupulu Tidak seperti biasanya. Kita kenal Adian sebagai orang yang tidak mau bersikap abu-abu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun