Dalam hal gap waktu misalnya.Alkitab ditulis ribuan tahun yang lalu, maka dibutuhkan pembelajaran tentang latar belakang sejarah suatu ayat ditulis sehingga tidak salah mengartikan. Dalam mempelajari latar belakang ini ada lagi yang namanya gap bahasa.
Baca juga: 12 Juni 1831 dan Kisah 2 Pendeta Jerman dalam Sejarah Kekristenan Indonesia
Bahasa ibrani dan yunani tentu berbeda dengan bahasa indonesia.Dalam mempelajari bahasa ini tentu juga harus memperhatikan budayanya. Dalam bahasa indonesia misalnya, biasanya suatu tulisan dijabarkan dulu baru disimpulkan, dalam bahasa Ibrani malah kebalikannya suatu tulisan disimpulkan dulu baru setelah itu diuraikan.
Untuk memahami semua ini seseorang harus belajar.Saya pernah membaca jurnal yang ditulis oleh Doktor Deky Hidnas Yan Nggadas. Judul Dari jurnal tersebut adalah, "iluminasi, eksegesis dan doa."
Dalam jurnal itu dikatakan bahwa menyelidiki atau meneliti Alkitab tetap harus dilakukan oleh orang Kristen. Karena jika yang dimaksudkan dengan Tuhan berbicara langsung adalah Tuhan berbicara lewat hati nurani, Hal itu pun tidak akan keluar dari apa yang pernah difirmankan oleh Allah dan tercatat di Alkitab.
Sebab kalau hanya mengandalkan hati nurani bisa saja kita salah.Bisa jadi itu imajinasi kita, kata hati kita sendiri yang dipengaruhi keinginan, bahkan mungkin suara setan.
Tapi pesan-pesan Allah sudah tersirat dan tersurat dan dikanonisasi di dalam Alkitab secara lengkap. Maka saat seseorang mempelajari Alkitab, di situlah iluminasi (pencerahan) terjadi.
Baca juga: Bolehkah Orang Kristen Memberikan Kritik kepada Pendeta?
Tapi kalau seseorang tidak pernah mempelajari secara Alkitab bagaimana dia akan mengalami pencerahan. Tentu tidak semua orang bisa mempelajari Alkitab dengan baik, mungkin karena latar belakang pendidikan Keadaan fisik kemampuan otak dan lain-lain.
Oleh karena itu dibutuhkan orang yang mau mempelajarinya dengan baik dan seksama. Tujuannya adalah, Setelah orang itu mempelajarinya dia bisa membagikannya kepada orang-orang yang kurang mampu untuk secara langsung mempelajarinya.
Maka dibutuhkan orang yang yang mau terus belajar, akan bagus jika dia mau menempuh pendidikan formal yang tinggi agar kepintarannya itu boleh menjadi berkat bagi banyak orang.