Pesan-pesan Allah sudah tersirat dan tersurat dan dikanonisasi di dalam Alkitab secara lengkap. Maka saat seseorang mempelajari Alkitab, di situlah iluminasi (pencerahan) terjadi.
Saya pernah berdebat dengan orang-orang yang menyepelekan pentingnya belajar Alkitab secara formal. Alasan orang-orang ini adalah, Tuhan akan berbicara secara langsung saat kita membaca Alkitab.
Jadi tidak perlulah menempuh dunia akademis, Apa lagi kuliah S1, S2 hingga bergelar Doktor untuk mendalami Alkitab. Kelompok orang yang berpikir seperti ini biasanya memandang Alkitab hanya sebatas panduan untuk jadi orang baik dalam kehidupan praktis.
Dalam hal ini saya tidak sedang mendiskreditkan mereka yang tidak punya kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi dalam bidang teologi tapi menjadi pendeta.Karena gelar pendeta tidak diberikan oleh universitas, melainkan oleh Gereja tempat seseorang melayani.
Tapi kalau memang punya niat untuk belajar Alkitab Tidak ada salahnya menempuh pendidikan Strata 1, strata 2 hingga menjadi seorang doktor dalam satu bidang teologi. Namun semua kembali pada tujuannya, jika ingin menjadi dosen memang harus kuliah minimal sampai S2.
Baca juga: Orang Kristen Harus Minta Doa Pendeta agar Sembuh?
Namun jika ingin menjadi pendeta, S1 saja sudah cukup. Bahkan di kampung-kampung ada begitu banyak pendeta-pendeta yang hanya menempuh pendidikan singkat selama 3 bulan.Setelah itu mereka merintis gereja sendiri.
Namun yang saya tidak setuju adalah, Bagaimana menempuh pendidikan yang tinggi dirasa tidak perlu dalam mempelajari Alkitab.Saya pikir jika ada salah satu jurusan yang paling rumit dan kompleks itu adalah jurusan teologi.
Itu kenapa dalam jurusan teologi sampai ada Doktor khusus bahasa Yunani, bahasa Ibrani, Perjanjian Lama dan perjanjian baru, Dokor biblika, Doktor sistematika dan lain-lain.Itu membuktikan bahwa jurusan teologi sangatlah rumit. Maka jika punya kesempatan untuk belajar dalam sekolah formal jangan lewatkan kesempatan itu.
Sebab antara kita dengan Alkitab, seperti yang dikatakan pendeta Esra Alfred Soru, terdapat beberapa gap yang memisahkan. Seperti waktu, sejarah, bahasa, budaya dll.