Tapi kebaikan yang dilakukan orang-orang atheis sesungguhnya amat menyedihkan. Itu ibarat seorang anak yang pergi merantau lalu di perantauan dia baik pada semua orang, kecuali pada orang tuanya di kampung halaman.
Demikianlah orang atheis bisa mengasihi sesama manusia tapi dia lupa untuk mengasihi penciptanya.
Kembali pada pernyataan Daud dalam Mazmur 27 ayat 4,"Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini.Diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya."
Ayat ini dan kisah hidup Daud menjadi bukti bagaimana dalam segala kondisi Daud selalu menikmati hubungannya dengan Tuhan. Saat Daud berusaha dibunuh oleh raja Saul, Daud tetap percaya kepada perlindungan Tuhan.
Demikianlah seharusnya orang Kristen. Saat sakit, kekurangan, ada masalah, kehilangan pekerjaan, tertimpa bencana alam, dan didera berbagai kesulitan hidup, orang Kristen seharusnya tetap bersyukur karena dalam ungkapan syukurnya ada relasi yang indah dengan Allah.
Itulah yang dimaksud dengan menikmati Dia.Dia disini adalah Allah. Seumur hidup kita merenungkan segala kebaikan-Nya. Lalu bagaimana tentang menjadi orang baik? Menjadi orang baik bagi orang Kristen harusnya adalah dampak dari kekristenan itu sendiri.
Kalau orang itu adalah orang Kristen sungguh-sungguh, pasti lahir banyak pekerjaan baik dari dirinya. Kalau tidak ada perbuatan baik lahir dari dirinya maka sesungguhnya dia bukanlah orang Kristen sejati. Maka menjadi orang baik adalah dampak karena orang Kristen sadar bahwa Allah lebih dulu baik kepada mereka
Maka segala kebaikan yang dilakukan orang Kristen adalah karena Allah sudah terlebih dahulu mengerjakan yang baik didalam diri mereka.
Tuhan memberkati kita, Tuhan memberkati Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H