Karena pada zaman itu ada begitu banyak allah-allah lain yang menjadi sesembahan di sekitar bangsa Israel.Jika kita melihat Mazmur 27, dalam ayat 4 Daud menulis,
"Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya."
Itu kenapa saat orang Kristen berdoa, Doanya itu tidak boleh diakhiri dengan puji-pujian untuk diri sendiri. Seperti misalnya, Tuhan dengarkanlah doaku karena aku sudah berpuasa, Tuhan Jawablah doaku karena aku sudah bersedekah.
Hal inilah yang dikritik oleh Tuhan Yesus kepada orang yang menganggap dirinya benar melalui sebuah perumpamaan.
Begini perumpamaan itu yang tercatat dalam Lukas pasal 18:
Ada dua orang pergi ke bait Allah untuk berdoa: yang seseorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi adalah golongan yang dianggap paham dan taat agama sedangkan pemungut cukai dianggap orang berdosa karena pekerjaannya menagih pajak dari pedagang Yahudi untuk disetorkan pada Kaisar Roma.
Dalam doanya orang Farisi ini berkata,"ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku."
Disisi lain inilah yang dilakukan pemungut cukai itu saat berdoa. Dia berdiri jauh-jauh Bahkan ia tidak berani menengadah ke langit melainkan iya memukul diri sendiri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Dan Yesus berkata pemungut cukai itu pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang Farisi itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.
Maka jika kita kembali pada pernyataan Yesaya bahwa kesalahan manusia itu seperti kain kotor, maka sesungguhnya tidak ada ada satu kalimat pun yang boleh dikeluarkan manusia dari mulutnya untuk memuji diri sendiri di hadapan Allah.
Maka Tujuan hidup orang Kristen bukan menjadi orang baik apalagi merasa baik. Sebab jika hanya menjadi baik orang yang tidak percaya Tuhan pun sesungguhnya memiliki humanisme yang tinggi. Sehingga mereka yang atheis pun dapat berbuat baik kepada sesama dan alam semesta.