Maka apapun yang dikatakan Ferdinand pasti sesuai dengan komando besar partai Demokrat. Kalau begitu berarti ada layar yang diarahkan partai Demokrat untuk mendukung pemerintahan Jokowi, sekalipun secara resmi mereka bukan partai koalisi sah pemerintah.
Alasannya ya Megawati dan SBY tadi. Tapi Demokrat lebih memilih membangun citranya lewat panggung media. Lewat pernyataan-pernyataan yang diarahkan untuk membela Pemerintah.
Kenapa demikian? Sebab dalam dua kali pilpres terbukti bahwa Jokowi memiliki pendukung yang sangat banyak. Dua kali pilpres dia kalahkan dengan telak Prabowo. Jokowi sudah memimpin dua periode, maka pada pilpres 2024 tidak bisa maju lagi. Mau kemana suara pendukungnya dialihkan?
Tentu secara natural suara pendukung Jokowi akan pindah kepada orang yang terlihat mendukung Jokowi.T entu tidak semudah itu karena AHY akan berhadapan dengan Ganjar Pranowo, Risma, dan orang-orang PDIP serta tokoh populer lainnya.
Di satu sisi AHY juga punya peluang menggerus suara pendukung Prabowo yang entah akan dialihkan kemana. Kalau Prabowo masih maju dalam pilpres 2024 maka sulit untuk menggerusnya. Tapi kalau Prabowo tidak maju, peluangnya besar.
Karena menurut saya, tokoh seperti Anies Baswedan yang konon dielu-elukan kelompok 212, itu kecil sekali mengingat ada dua ratus juta lebih rakyat Indonesia. Mereka hanya gaungnya saja yang besar.
Maka dalam hal ini, tidak ada langkah yang lebih realistis selain terus menyuarakan dukungan pada jalannyan pemerintahan Joko Widodo. Mendukung saja hasilnya mungkin tipis-tipis, apalagi melawan pemerintah. Dipastikan AHY akan kehilangan peluang dalam kancah perpolitikan nasional..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H