Beberapa pihak menyayangkan sikap  Pendeta Esra Alfred Soru, kenapa tidak menegur empat mata saja. Pendeta Esra Alfred Soru pun menjawab, bahwa untuk bertemu pendeta Erastus Sabdono rasanya tidak memungkinkan karena memang tidak pernah ada pembicaraan ke arah sana.
Kedua ajaran pendeta Erastus Sabdono selalu rutin diupload di channel youtube milik mereka.Sehingga ajaran pendeta Erastus Sabdono dapat didengar oleh siapapun, dan entah sudah berapa banyak orang yang mendengarnya.
Maka menurut  Pendeta Esra Alfred Soru tanggapannya haruslah juga diupload ke youtube agar bisa diakses oleh publik.Agar tidak semakin banyak orang yang tersesat.
Sekali lagi, saya tidak sedang menyesatkan  pendeta Erastus Sabdono, saya hanya mengutip perkataan Pendeta Esra Alfred Soru, yang mau saya katakan adalah, sekarang jaman sudah terbuka. Topik yang saya bahaspun sudah ramai duluan di media sosial.
Maka ketika saya menuliskan fenomena kekristenan di Kompasiana, hal itu tidak menambahi atau mengurangi informasi tentang fenomena tersebut.Kan sudah jadi pembahasan dimana-mana.
Agama kristen adalah agama terbuka, bahkan kitab sucinya sudah diterjemahkan ke dalam ribuan bahasa.Jadi tidak ada masalah, kalau orang kristen ikut berpendapat terhadap isu yang menerpa agamanya sendiri.
Nah soal pilihan medianya ya terserah situ. Bagi yang punya pendidikan teologi formal mungkin akan lebih percaya diri untuk membuat channel youtube,dan membahas berbagai topik kekristenan disana.
Saya karena tidak memiliki pendidikan teologi formal maka saya tidak mau lancang ikut-ikutan berdebat di youtube.Saya juga tahu diri dan mengukur kemampuan.Maka saya memilih lewat tulisan saja di Kompasiana.
Maka kalau dilihat, tulisan kekristenan saya lebih ke arah humanis religius, tak satupun tulisan berbicara atau mendebatkan hal-hal doktrinal.Maka silahkan jika ada teman-teman yang tertarik dengan fenomena di agama kristen, tulis saja. Karena pada prinsipnya, dalam diskusi lewat tulisan pun pemberitaan injil bisa disisipkan dan memberkati banyak orang.Tuhan memberkati
Penikmat yang bukan pakar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H