Saat direvisi, bisa jadi bagian isi yang dirasa tidak penting dibuang sehingga bukunya jadi lebih tipis.Bisa juga ditambahkan catatan kaki sehingga isi bukunya lebih mudah dimengerti.
Demikian juga manusia.Kadang satu buku saja tak cukup untuk mengilustrasikannya.Jika hidup seperti sebuah buku yang direvisi maka akan ada buku selanjutnya yang lebih baik dari buku sebelumnya.Buku yang lebih lengkap, rapih, dan memiliki kualitas kertas dan tinta yang baik.
Zaman sekarang orang sangat suka menghakimi orang lain atas kesalahan yang pernah dia lakukan.Sekalipun orang itu sudah minta maaf, tetap saja akan jadi sasaran bully.Mungkin hidup mereka sudah seperti buku yang sempurna tak ada cacatnya.
Seseorang berkata,"Before you judge my life, my past or my character; walk in my shoes. Walk the path I have traveled, live my sorrow, my doubts, my fear, my pain and my laughter. Remember, everyone has a story. When you've lived my life then you can judge me."
Daripada mengotori halaman hidup kita, ada baiknya kita segera merevisi segala sesuatu yang dapat menjadi sampah pada tiap lembarnya.Demikian juga dalam hubungan, hanya karena seseorang berbuat salah jangan kita musuhi seumur hidup.
Hidup itu dinamis dan penuh dinamika.Kadang kita menyakiti orang lain, tapi baru menyesal bertahun-tahun kemudian.
Kita mulai merevisi bagian diri kita yang kita anggap salah.Sehingga muncul pribadi yang lebih berkualitas.Karena saat kita merevisi diri, kita sekaligus mengevaluasinya.
Seperti istilah Jepang, Kaizen, yang artinya tiada hari tanpa memperbaiki diri.Jika diri kita adalah buku yang harus direvisi agar dapat disajikan lebih baik pada pembaca.Demikian juga orang lain.
Sejatinya manusia itu tak luput dari kesalahan.Maka setiap kita harus saling memberi kesempatan untuk saling memaafkan.Biarlah tiap lembaran hidup kita ditulis dengan cerita yang senantiasa memperbaiki diri.
Sehingga dalam edisi revisinya (dalam usia tertentu dalam hidup) kita sudah jadi manusia yang yang kisah hidupnya bermanfaat dibaca semua orang.
Perubahan yang dialami manusia juga sering diilustrasikan dengan perubahan seekor ulat bulu menjadi kupu-kupu (metamorfosis/metamorfosa).Seekor ulat bisa begitu menjijikkan dan rakus.