Saat segala kebutuhan jasmani sudah dicukupkan oleh yang Kuasa, adakah kita mensyukurinya lewat perbuatan.Sudahkah kita bekerja lebih atau minimal sesuai upah yang telah kita terima.Di luar sana ada banyak orang yang mungkin hanya makan sekali sehari, itupun dengan lauk pauk yang tidak memenuhi standar gizi.Di satu sisi kita makan lebih dari tiga kali sehari, dengan menu yang memenuhi kebutuhan nutrisi.Belum lagi ngemilnya.
Dengan kondisi demikian apakah kita masih malas? Seseorang pernah berkata,"Saat mengalami kondisi sangat sulit biasanya seseorang bertanya'Tuhan mengapa saya?' Tapi saat situasi menyenangkan tidak pernah orang bertanya 'Tuhan mengapa saya?'"
Maka mari kita renungkan, sudah pantaskan kita makan tiga kali dalam sehari? Apa yang harus kita kerjakan agar kita layak menerima sesuatu yang sudah diberikan sang pencipta? Dalam hal ini kita mempertanyakan kenikmatan yang sudah kita terima dan sudahkah kita berlaku adil di dalamnya.
Penikmat yang bukan pakar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H