Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

4 Hambatan Menulis dan Solusinya

1 Juli 2019   08:01 Diperbarui: 9 Juli 2019   12:12 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


2.Banyak pikiran

Mungkin ini agak mirip dengan faktor yang pertama.Tapi bener deh, faktor yang satu ini menghambat banget kalau sampai menimpa kita.Saya pernah berhenti menulis karena masalah asmara hingga masalah negara (yang terakhir boong).

Bisa saja dipaksakan, tapi suer, rasanya nek banget.Saya tak bisa menikmati setiap huruf yang saya tulis.Jika biasanya orang menulis untuk meneduhkan isi kepala sembari merefleksikan diri dalam kata-kata, saat banyak pikiran menulis adalah sebuah penderitaan.

Dulu tulisan saya rata-rata ada di 1500 kata kurang lebih, tapi saat belakangan memasuki tahap kelelahan dan banyak pikiran, 500 kata saja rasanya sudah nyerah.

Biasanya saya menulis harus sampai terperas semua ide yang ingin saya sampaikan, tapi saat dua gejala tersebut mengidap dalam diri saya, untuk mencapai 500 kata saja saya harus paksa diri saya.Tapi yang paling kerasa ya itu tadi, saya tak bisa menikmati proses menulisnya.

Bahkan kalau saya perhatikan, berbeda sekali tulisan yang saya buat dalam keadaan segar dan perkasa (ih) jika dibandingkan dengan tulisan yang saya buat saat suntuk serta mengidap lelah di jiwa (yuhu bahasamu cuy) Tulisan yang saya buat dalam keadaan tidak baik saya perhatikan garing, dan saya sendiri malas untuk membacanya.

Maka solusi yang saya lakukan adalah menyelesaikan dulu apa-apa yang menyebabkan diri jadi banyak pikiran.Contohnya pekerjaan, saya coba catat dan pisahkan masalah di kantor agar tak di bawa ke rumah.

Maka saya putuskan di kantor saya juga harus fokus sama kerjaan, di rumah saya fokus membuat tulisan.Dengan begitu maka dua kegiatan ini tidak saling mengganggu satu sama lain.Silahkan dicoba ya..


3.Memaksakan Diri Menulis Topik yang Bukan Minatnya


Inilah yang belakangan sempat saya lakukan.Saya mengotori halaman beranda saya di Kompasiana dengan menulis politik haha.Habis topik di luar politik sempat sepi pembacanya, sekarang juga mungkin gitu.Jujur menulis politik tak ada proud nya buat saya.

Karena kalau saya nulis politik memang jatuh-jatuhnya terkesan sok tahu.
Ibaratnya skripsi, saya ini tak punya data primer.Semua hanya berasal dari pemberitaan media yang saya olah dengan tambahan analisa dangkal yang saya punya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun