Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kerja Cerdas yang Keras

17 Januari 2019   18:58 Diperbarui: 17 Januari 2019   19:10 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sementara gua, dulu gua kuliah males-malesan, ya makanya pas ngelamar kerja gua harus mulai dari bawah.Jadi Tuhan itu adil, dulu dia kerja keras pas kuliah, sekarang gua yang harus banting tulang mulai dari bawah dikerjaan.Kalau ingat bandelnya dulu gua pas kuliah, ada diposisi sekarang aja udah syukur."

Ini jadi pelajaran juga buat teman-teman yang malas kuliah.Kalau nilai kalian hancur, tak ada prestasi di universitas, kalian punya tantangan yang lebih berat saat ingin memasuki dunia kerja.Mahasiswa yang cum laude sih, lulus juga biasanya sudah ditawarin kerja atau beasiswa.

Orang bilang sih, hasil tak akan mengkhianati proses.Ada kebenaran dalam kalimat ini.

Bos kami itu melanjutkan,"Kalo lu udah nawarin sana sini gak ada yang nyangkut, itu bukan bodoh, tenang aja pasti Tuhan kasih entah dari mana nanti datangnya.Yang penting lu mau capek dan berkeringat."

Capek dan berkeringat disini tentu tidak melulu kondisi secara harfiah.Jangan dibayangkan, kita kerja dengan kondisi tubuh berpeluh, wajah berminyak, seragam penuh lumpur, dan rambut kayak orang kesetrum.

Matematika Tuhan memang beda dengan manusia, terkadang yang dikejar malah tak kunjung masuk dalam genggaman, yang diabaikan malah hadir tanpa diundang.Inilah yang dimaksud oleh bos kami itu saat menurutkan ceritanya.

Kita sering mendengar bahwa yang penting itu kerja cerdas, pemikiran seperti ini tak jarang menimbulkan kemalasan.Yang benar adalah kerja cerdas yang keras.Bahkan kalaupun terlihat sia-sia, kita tetap harus mencobanya.Namanya juga kerja keras.

Kerja keras harus tetap didahulukan, soal caranya yang cerdas itu hanya tentang  menyempurnakan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.Semakin sering dicoba, semakin ahli, dan semakin kita menemukan pola serta celah untuk mengerjakannya agar bagus hasilnya.

Yang namanya merintis, dan memulai dari bawah, sudah pasti harus bekerja keras, all out, totalitas, gak takut capek, dan harus mau berkeringat.Makanya ada istilah kristalisasi keringat.

Seperti yang dikatakan komedian Tukul Arwana,kristalisasi keringat memiliki arti bahwa hidup harus selalu di perjuangkan melalui jalan yang tidak selalu mulus.bahwa untuk bisa mencapai sebuah kesuksesan di butuhkan daya dan upaya yang maksimal yang tiada kenal lelah,di capai melalui cucuran keringat kalau perlu sampai mengkristal!Ashiapp keren banget dah.

Saya gak lagi ngajarin, tapi hanya membagikan apa yang saya pikirkan saja.Apa saya juga melakukannya? Hehehe hehehe...Saya cuman bisa nyengir.Semoga tulisan ini berguna..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun