Masih perlukah kita menggunakan Facebook?
Jumlah pengguna aktif bulanan alias monthly active users (MAU) Facebook pada tahun 2017 ini konon mendekati angka 2 miliar. Namun meski memiliki jumlah pengguna mencapai 2 miliar orang, jejaring sosial Facebook ternyata menghadapi masalah yang cukup memusingkan: para penggunanya makin jarang mengunggah posting original.
Maksudnya postingan original di sini adalah, postingan berdasarkan tulisan sipengguna itu sendiri. Kebanyakan pengguna saat ini hanya menggunakan facebook sebagai media untuk men-share sesuatu. Seperti video dari youtube, informasi dari berbagai portal berita, hingga (namanya apa sih) web kocak yang bisa meramalkan kita di masa lalu, rambut yang paling cocok dengan kita, mati tahun berapa, rezeki kita tahun depan bagaimana, dan lain sebagainya.
Saya juga mengakui ini, hampir delapan puluh persen teman dekat saya (teman sekolah, teman kerja, teman kuliah) sudah sangat jarang sekali memposting sesuatu di facebook. Paling mentok membagikan kenangan yang diingatkan facebook untuk di-shareulang, tapi itupun udahjarang bangetlah.
Untuk sesuatu yang berhubungan dirinya, seperti akan makan dimana, atau apa yang lagi dirasakan, kebanyakan orang saat ini lebih memilih membagikannya di WhatsApp, instagram story ataupun di BlackBerry Messenger (BBM).
"Sangat umum bagi manusia untuk menciptakan sesuatu dengan niat baik tapi malah punya konsekuensi negatif," ujar Justin.Â
Justin rupanya tak ingin kecanduan internet atau media sosial yang dapat berdampak negatif. Misalnya bikin depresi atau memecah konsentrasi. Belum lagi penyebaran kabar hoaks yang marak di dunia maya belakangan ini.Â
"Semua orang terpecah konsentrasinya. Sepanjang waktu."
Tidak hanya Justin, rekan setimnya yang membuat tombol Like yaitu Leah Parlmanmenyebut mengurangi pemakaian Facebook. Dia menyewa seseorang untuk mengurus Facebook-nya sehingga tak perlu dia yang mengoperasikannya. Lebih ekstrim, bahkan Reza Rahadian sama sekali tak memiliki akun media sosial. Kalaupun ada, di instagram misalnya, itu adalah akun yang dibuat oleh manajemen Reza Rahadian agar para fansnya dapat terhubung dengan sang idola.
Berkaca dari pemaparan di atas, status politik tampaknya adalah tema yang membuat facebook "gaduh". Sebab facebook adalah tempat umum (secara online) dan sudah banyak orang sadar agar tak memposting sesuatu yang bersifat pribadi pada media sosial tersebut. Di facebook kita tak pernah belajar berkomunikasi. Karena kalau belajar, maka kita juga akan belajar mengelola emosi. Saya kutip dari tulisan yang terhormat Pebrianov, dalam artikelnya yang berjudul "Menulis Sama dengan Mengomel?" Ada kalimat begini, "Anda boleh marah dalam tulisan, tapi tidak menghadirkan emosi, melainkan data komprehensif dan sudut pandang yang memperkaya wawasan pembaca dan bisa dinikmati banyak orang."Â Saya rasa kita harus belajar soal ini.
Kembali, menurut saya, saat kita membuat status baru untuk membalas status orang lain, menurut saya hal ini tak ada gunanya (kalau over). Ada forum yang hilang, ada diskusi yang terputus, dan tak ada tukar pikiran yang terjalin.Â
Artikel ini saya tulis, saat saya sendiri masih menggunakan facebook.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H