Hendaknya setiap kepala daerah kembali pada fitrah ini. Tak ada solusi yang lebih jenius selain membangun transportasi massal yang baik, nyaman, terjangkau bagi sebuah kota. Mari kita pikir secara sederhana:
- Semakin banyak transportasi online, artinya semakin banyak orang membeli kendaraan atau menggunakan kendaraan untuk mencari penumpang. Bukankah ini tak sinkron dengan usaha pemerintah mengurangi tingkat kemacetan di tengah kota?
- Jika banyak transportasi online artinya akan terjadi lebih banyak pemakaian energi bahan bakar. Sementara cadangan minyak kita semakin sedikit. Saya  nggak  tahu dan tak sanggup bikin hitung-hitungannya dalam angka. Tapi yang saya bilang itu adalah perhitungan logis.
- Lalu bukankah dengan semakin banyaknya kendaraan yang menjadi  transportasi online, akan makin kotor bumi kita? Bandung sendiri saat ini menurut saya bukan lagi kota yang bersih, tak seperti tahun 2010 ketika saya baru tiba di kota ini. Selain panas, polusi terasa sekali.
- Sedikit catatan tambahan,  saat ini banyak orang memilih transportasi online karena murah. Sebab saat ini pihak transportasi online masih mensubsidi mitra mereka, namun  sekarang saja sudah terasa kalau transportasi online seperti Go-Jek tak murah seperti dulu lagi. Sudah ada kenaikan tarif. Sebab tak mungkin perusahaan transportasi online merugi terus. Saat kondisi sudah mendukung dan jumlah peminatnya semakin banyak,  pasti perusahaan transportasi online akan menerapkan tarif yang wajar.Â
Dari tiga poin ini sendiri sebenarnya saya hanya ingin bilang, okelah kita pertahankan transportasi online saat ini, tapi tetaplah berusaha memindahkan masyarakat ke transportasi massal, transportasi massal seperti yang ada di Eropa atau Jepang sana. Ini adalah misi mulia dalam dunia transportasi. Jangan hanya berkutat pada transportasi online.Â
Buat saya pribadi, transportasi online bukan transportasi masa depan. Di masa depan transportasi online adalah transportasi massal itu sendiri. Tentu transportasi umum bukan dihilangkan, kita masih butuh untuk menjangkau daerah-daerah yang lebih sempit. Tapi saat ini masalahnya, kemanapun tujuannya (terjangkau) transportasi onlinelah yang dimanfaatkan oleh banyak masyarakat. Saya sih belum pernah keluar negeri, tapi saya lihat dari berbagai media, transportasi kita masih kalah jauh dari negara seperti Jepang, Korea Selatan, bahkan dengan malaysia.
Boleh setuju boleh tidak
Penikmat yang bukan pakar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H