Beberapa hari yang lalu, lagi-lagi saya mendapatkan pertanyaan dari seorang teman,"Bagaimana cara menjadi penulis di Kompasiana?" Saya jawab,"Gampang, tinggal daftar saja, buka saja Kompasiana lewat Google." Waktu itu saya hanya menyarankan begitu, tapi dalam artikel ini teman-teman bisa mendaftar dan membuat akun Kompasiana di sini.Â
Muncul pertanyaan kedua,"Menulis di Kompasiana dibayar nggak sih?" Jujur agak bingung juga menjawab bagian ini. Kalau dibilang tidak dibayar buktinya beberapa kompasianers, melalui program Monthly Reward, sering mendapatkan uang sebagai ucapan terimakasih Kompasiana sekaligus menghargai Kompasianers yang aktif, tulisannya dibaca banyak orang, atau karena tulisannya yang menarik.
(ceilah dulu) Sebagai salah seorang nominasi pada kategori best in specifik interest Kompasiana awards 2017, saya merasa bertanggung jawab untuk menjelaskan semaksimal mungkin saat ada yang bertanya tentang Kompasiana kepada saya. Tentu saya akan menjawab sebisa saya. Saya merasa bersalah kalau hanya menjawab "ya" atau "tidak" saja. Saat teman saya bertanya menulis di Kompasiana dibayar atau tidak, artinya satu manusia sudah memiliki ketertarikan untuk bergabung dan menjadi keluarga baru Kompasiana. Kalau saya jawab "iya" tentu hal itu akan menarik minatnya, tapi pada kenyataannya, kan tak semua artikel yang kita tulis di Kompasiana dibayar. Saya juga tak mau berbohong, memberi harapan yang tidak-tidak.
Kalau saya jawab dengan satu kata "tidak", takutnya jawaban saya itu terlalu  saklek  dan membuat dia berpikir bahwa menulis di Kompasiana adalah hal yang sia-sia. Oleh karena itu setiap kali ada teman yang bertanya menulis di Kompasiana dibayar atau tidak, kalau itu bertanya langsung saya selalu lihat situasi, kalau dia tak mau memberi waktu untuk mendengarkan sekitar dua sampai tiga menit saja, biasanya saya tak akan jawab. Tapi lebih sering saya berusaha mengkondisikan agar dia mendengarkan dengan baik.
Repotnya kalau bertanya melalui pesan singkat, seperti teman saya kemarin yang bertanya melalui WhatsApp, saya harus mengetik cukup panjang agar kiranya jawaban saya itu membuat dia memang tertarik untuk bergabung di Kompasiana. Saya rasa hal ini pun bisa dirancang oleh Kompasiana dan tim, agar bagaimana setiap kompasianers bisa menjadi duta hingga alat atau pelaku marketing untuk Kompasiana. Walaupun saya rasa sudah, yaitu melalui media sosial, dimana kompasianers selama ini giat membagikan artikel yang mereka tulis, atau membagikan foto saat tengah bertemu di darat, di acara nangkring misalnya.
Saya termasuk orang yang menemukan Kompasiana dengan tidak sengaja. Saya sendiri lupa, kok bisa saya mengenal Kompasiana. Tapi betullah kata orang terkaya di dunia Bill Gates, orang yang mau membaca hal baik itu tak akan pernah tersesat. Saya merasa cukup beruntung karena dalam ketidaksengajaan itu bisa bergabung dengan "blog keroyokan" ini. Namun bagi kompasianers sendiri, saat ada yang bertanya tentang Kompasiana, maka sebisa mungkin kita harus memberi jawab dengan tepat, sebisa mungkin men-sengajakan agar dia yang bertanya tertarik untuk bergabung, atau minimal membuat akun Kompasiana dulu.
Tentu si penanya, apalagi yang awam, akan selalu mengaitkan pertanyaannya seputar Kompasiana dengan keuntungan yang bisa diperolehnya. Oleh karena itu, bersyukur Kompasiana memiliki beberapa hal, yang bisa kita tawarkan pada si penanya. Saat teman saya bertanya apakah menulis di Kompasiana dibayar, maka saya jawab begini
- Untuk artikel biasa yang kita tulis memang tidak dibayar, tapi setiap bulannya Kompasiana memiliki  Monthly  Reward, baik untuk tulisan paling populer, penulisnya yang paling aktif dan lain sebagainya.
- Jika ingin memperoleh uang di Kompasiana ada  blog  competitions,kita bisa ikutan dan kalau menang mendapatkan hadiah uang.
- Lalu ada juga  Kompasiana Content Affiliation (KCA), KCA adalah program yang menjembatani Kompasianer dengan pihak ketiga. Jadi intinya kita menulis sesuai topik atau tema yang sudah ditentukan. Bisa mereview produk dan lain sebagainya.
Tentu tiga kelebihan inilah yang saya tawarkan pada teman saya yang bertanya apakah menulis di Kompasiana dibayar atau tidak. Sebenarnya sih ya, kalau dipikir-pikir, akan lebih mudah memahami Kompasiana kalau kita mau bergabung lebih dulu, dan itu akan memangkas waktu yang kita habiskan hanya untuk bertanya sana-sini tentang Kompasiana. Tapi okelah, kalaupun dengan bertanya sana-sini (pada para kompasianers) orang-orang tertarik gabung di Kompasiana, itupun adalah salah satu jalan baik.
Nah  saya mau komentar sedikit tentang  blog  competitionsdi Kompasiana. Saya termasuk sering mengamati berbagai  blog  competitions terutama lewat akun instagram lomba nulis, dan bisa saya katakan  blog  competitions  di Kompasiana jauh, berlipat-lipat, lebih menarik, lebih menggiurkan hadiahnya, dan yang paling penting lebih  simple  dibandingkan  blog  competitions  yang diadakan di luaran sana.Â
Misalnya nih, di luaran sana ada banyak  blog  competitions  atau menulis tentang sebuah tema lalu tulisannya dikirim lewat email, dari awal saja saya sudah malas karena untuk mengikuti lomba nulis tersebut kita harus registrasi dan membayar. Memang uang pendaftarannya tidak besar. Tapi entah kenapa, saya langsung tak berminat saja kalau ada lomba menulis tapi harus bayar dulu. Maksudnya apa coba? Sanggup  nggak sih  bikin lomba!
Bandingkan dengan Kompasiana. Untuk mengikuti  blog  competitions,  kamu tak perlu bayar, tak perlu menjadi kompasianers aktif. Cukup bikin akun Kompasiana dan ikutan nulis pas ada  blog  competitions.Tak ada yang marah kalau kamu juara padahal kamu jarang menulis di Kompasiana, juga, peluang kamu untuk menang sama besarnya dengan penulis yang aktif menulis di Kompasiana. Dari sinipun seharusnya kamu tak lagi bertanya apakah menulis di Kompasiana dibayar atau tidak. Memang tidak dibayar, tapi peluang kamu untuk mendapatkan uang itu besar.
Namun, sekalipun ini adalah jawaban yang tepat untuk teman yang bertanya pada saya apakah menulis di Kompasiana dibayar atau tidak, saya tak berhenti pada jawaban ini. Entah kenapa saya tak terlalu bahagia saat memberikan jawaban di atas, walaupun memang itulah jawaban yang dibutuhkan teman saya. Ada sisi lain yang membuat saya, kamu dan kita punya alasan untuk menulis di Kompasiana. Seperti yang saya jelaskan pada teman saya, beberapa diantaranya adalah, dapat teman-teman baru, teman yang memiliki kesukaan yang sama dengan kita, yaitu dunia tulis menulis.
Secara profesi tentu beragam, kalau mau dikastakan tingkatannya tentu beragam-ragam. Tapi tanpa bermaksud menghilangkan rasa hormat pada mereka (penulis kompasiana) yang berusia lebih tua atau senior misalnya, di kompasiana semua bisa  hahahihi  semua bisa jadi teman. Inilah menariknya. Belum lagi jika nanti ada acara nangkring, bisa bertemu teman penulis di Kompasiana, bisa makan makanan bergizi secara gratis. Dan kalau kamu mau menjadikan tulisan mu di Kompasiana sebagai bagian dari  branding  diri, pun bisa, tak ada salahnya.
Jadi saat ditanya apakah menulis di Kompasiana dibayar atau tidak? Secara spesifik saya bilang umumnya tidak. Seperti artikel yang saya tulis ini dibayar sepeserpun tidak. Tapi saya mau pastikan, peluang kamu untuk mendapatkan uang itu besar. Salah satu kuncinya bisa dengan aktif menulis agar kemampuanmu terasah, sehingga suatu saat nama kamu bisa menjadi langganan pemenang  blog  competitionsdi Kompasiana.Â
Saya pun jarang menang, kalau topiknya sudah berat saya suka tak sanggup. Namun yaitu, ada manfaat lain yang bisa kamu dapatkan saat bergabung di Kompasiana. Selain nangkring ada juga Kompasiana Visit, Kompasiana mengajak kamu mengunjungi suatu tempat (jalan-jalan), tapi kamu dibayar, dikasih uang saku, makan dan penginapan gratis.
Ini saya belum bicara dari sisi peningkatan diri, perkembangan kognitif, dan kedewasaan kamu mengatur emosi saat bergabung di Kompasiana loh..Tapi saya harap artikel pendek ini cukup menjawab pertanyaan apakah menulis di Kompasiana dibayar atau tidak. Saat ada yang bertanya apakah menulis di Kompasiana dibayar atau tidak teman-teman juga boleh membagikan artikel ini pada mereka. Tentu kalau teman-teman malas untuk menjelaskannya panjang lebar.
Bandung biasa-biasa saja
Penikmat yang bukan pakar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H