Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Agar Kamu Lulus Sidang Skripsi

16 September 2017   17:30 Diperbarui: 17 September 2017   20:04 22948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:Provoke Online

Contohnya, saya neliti tentang logo perusahaan tapi pakai studi kasus, dan hasil penelitiannya ternyata sangat sederhana dan tak layak disebut menggunakan studi kasus, tapi lebih cocok disebut pakai semiotika.

Jadi ukur kemampuan saja, kalau tak sanggup bilang saja sama dosen penguji. Saya sendiri gitu, saya mengaku kurang kritis dan tak mampu kalau harus memakai studi kasus (apalagi setelah mendengar penjelasan sang dosen penguji kalau studi kasus tuh harus begini dan begini). Jadi pakailah metode yang sesuai dengan kemampuan dan kasus yang kamu teliti.

Masuk lagi ke ruang sidang. Terlepas dari kamu sudah menguasai materi atau belum, belajar dengan sungguh-sungguh atau belum, saran saya begini: pokoknya kamu pasrah saja, jawab apa yang mampu kamu jawab, dalam moment itu yakinkan diri kalau memang segitulah kemampuanmu.

Presentasikan apa yang penting-penting saja, slide jangan banyak-banyak. Tulis inti-intinya saja di power point. Jabarkan secara berurut, mulai dari latar belakang, pertanyaan penelitian, kerangka pemikiran, teori dan seterusnya sampai pembahasan hasil penelitian serta kesimpulan.

Setelah itu kamu pasti bakal ditanya-tanyakan. Nah bagian inilah yang masih saya bingungkan, bagaimana kita harus bersikap. Sampai sejauh mana kita harus mempertahankan argumen? Haruskah berdebat dengan dosen penguji? Saya juga bingung.

Sebab saran semua teman saya, pokoknya iyah-iyahin aja, jangan berdebat, yang penting lulus. Saya sih nggak keberatan dengan saran ini, yang penting lulus. Tapi layakkah saran itu juga saya sarankan pada kalian yang mungkin memiliki idealisme pada hasil penelitiannya. Saya juga bingung.

Tapi pada intinya sikap disesuaikan saja dengan situasi yang ada. Namun akan lebih baik kalau kamu bukan berdebat, melainkan meminta waktu untuk menjabarkan argumen-argumen kamu.

Kalau sang dosen penguji memberi koreksi dan masukan jangan menyela, tapi dicatat saja untuk dilakukan perbaikan.

Bagian lain yang tak kalah penting, jangan lupa membuka presentasi dengan salam. Sebutkan nama penguji dengan gelar yang dia sandang.

Waktu itu teman saya ada yang ditanya begini pas sidang,"Gimana, susahkan mau dapet gelar sarjana?"

Dipikir-pikir betul juga ya. Makanya kita harus menghargai gelar yang disandang oleh seseorang, karena sudah pasti dia butuh perjuangan yang tidak mudah untuk mendapatkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun