Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Pengalaman Mencicipi Tengkleng Gajah Di Kota Bandung

4 Juli 2017   19:14 Diperbarui: 15 April 2019   15:03 17976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi goreng kambing Warung Tengkleng Gajah (dok pri)

Karena penasaran maka saya pun memesan Tengkleng Gajah Tongseng. Karena suasana sedang ramai, maka saya dan teman pun menunggu cukup lama.

Tengkleng Gajah Tongseng (dok pri)
Tengkleng Gajah Tongseng (dok pri)
Lalu bagaimana rasanya? Ya tidak jelek-jelek amatlah, tapi mungkin karena lidah saya lidah orang batak yang biasa makan saksang (yang rasanya belum ada tandingannya) ya saya kasih nilai delapan lah! Mungkin kalau orang lain bisa kasih nilai lebih. 

Jadi kenapa disebut tengkleng gajah? Itu karena tulang dan daging kambingnya disajikan dengan ukuran  yang besar-besar. Jadi lebih banyak tulangnya dari dagingnya. Tapi konsepnya memang begitu, karena di dalam tulang-tulangnya juga ada sum sum yang  bisa dimakan. 

Tapi buat kamu yang sedang buru-buru saya tak merekomendasikan menu tengkleng gajahnya, makan tengkleng gajah menurut saya haruslah dalam posisi yang santai, karena makannya butuh perjuangan, harus bongkar-bongkar tulangnya (sekaligus disedot-sedot daleman tulangnya).

Menurut informasi yang saya dapat , sebenarnya Tengkleng Gajah itu disajikan dalam keadaan panas. Tapi tadi saat saya makan kondisinya tak lagi panas. Tapi tak apa-apa, tidak mengurangi kenikmatan saya  untuk melahapnya kok, hap! 

Begitu juga seharusnya saat menyantap Tengkleng Gajah, seharusnya kita diberi sedotan untuk menghisap daleman yang terdapat di tulang kambingnya (tapi tadi saya nggak dikasih sedotan hiks) Tentu saya tak bisa menjelaskan dengan detail, rasa bawangnya kerasa atau tidak, jeruk nipisnya kebanyakan kagak, kunyitnya kurang nggak., karena saya bukan Chef Juna . Tapi yang mau saya pastikan, makan di Warung Tengkleng Gajah nggak kecewalah, rasanya enak kok.

Seorang pengunjung tengah mengambil nasi (dok pri)
Seorang pengunjung tengah mengambil nasi (dok pri)
Teman saya yang memesan sate dan nasi goreng juga tidak kecewa karena menurut mereka rasanyan enak. Untuk nasi, Warung Tengkleng Gajah memberikan kebebasan pada pembeli untuk mengambil nasi sendiri sekenyang-kenyangnya.

Sate Warung Tengkleng Gajah (dok pri)
Sate Warung Tengkleng Gajah (dok pri)
Nasi goreng kambing Warung Tengkleng Gajah (dok pri)
Nasi goreng kambing Warung Tengkleng Gajah (dok pri)
Menurut informasi yang saya dapat dari karyawannya, sejak jam enam pagi berbagai menu sudah mulai di masak, sehingga jam sepuluh pagi pembeli sudah dapat memesan berbagai menu yang ada di Warung Tengkleng Gajah. Karena penasaran, maka saya pun meminta ijin pada karyawan Warung Tengkleng Gajah untuk melihat dapur mereka (mungkin mereka menyangka saya dari stasiun televisi gitu kali ya haha).

Suasana dapurnya nih (dok pri)
Suasana dapurnya nih (dok pri)
Si masnya lagi nusukin sate nih, semangatss mas (dok pri)
Si masnya lagi nusukin sate nih, semangatss mas (dok pri)
Tengah menyiapkan pesanan (dok pri)
Tengah menyiapkan pesanan (dok pri)
Jangan takut membawa mobil karena tempat parkir Warung Tengkleng Gajah cukup luas guys.

Lahan parkir Warung Tengkleng Gajah yang luas (dok pri)
Lahan parkir Warung Tengkleng Gajah yang luas (dok pri)

Tempat cuci tangan, sayangnya tak ada cermin untuk berkaca diri
Tempat cuci tangan, sayangnya tak ada cermin untuk berkaca diri

Bersama rekans (dok pri)
Bersama rekans (dok pri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun