Sebenarnya saya tadi tidak akan menuliskan aksi damai yang disebut dengan "Bandung For Ahok" ini. Tidak akan saya tulis di mana-mana. Bagi saya share sedikit video dan gambarnya saja di media sosial sudahlah cukup. Alasan saya tidak menuliskannya karena saya merasa tak punya nilai reportase jika harus membuat sebuah tulisan. Alasannya saya tak mengikuti acaranya dari awal seperti yang saya baca di facebook seperti ini:
Run Down Aksi Damai untuk Keadilan dan Kebhinnekaan 13 Mei 2017 - Bandung*
I. Acara
Peace Long March dari Balai Kota (Berkumpul di *Taman MUSIK*. Jln Belitung) ke *Gedung Sate*
II. Rangkaian acara:
16.00 :
Koordinator di *TAMAN MUSIK* (Tobing)
Nyanyian kebangsaan (Indonesia Raya - Ibu Silvana),
Puisi (Domi) dan
doa bersamaan (Pak Tobing)
17.00 : Long March
18.30 :
Koord: Fanny. Orator (Pak Deden - Pak Jeffry /Wawan) /
Teater (Wanggi)/
Pembacaan Puisi (Domi Waas/Ibu Silvana)
H
19.00 :
Penyalaan Lilin/Doa Bersama
(Romo Agus / Pdt. Teddy, Pak Wawan / Kyai Maktuf - Jeffry)
DENGAN ADANYA PENGUMUMAN RESMI INI TITIK KUMPUL YANG SEMULA DIRENCANAKAN DI TAMAN VANDA DIPINDAHKAN KE TAMAN MUSIK SESUAI IZIN YANG DIBERIKAN ,
JADI ACARA INI SAMA DAN MENDUKUNG DENGAN YANG LANGSUNG HADIR/ BERKUMPUL DI GEDUNG SATE , DEMIKIAN HARAP MENJADI MAKLUM ADANYA.
TERIMA KASIH
Pengumuman ini saya copy paste dari postingannya sesama Kompasianer, yaitu Bapak Teha Sugiyo. Kebetulan beliau juga hadir di sana tapi saya tidak bertemu dengan beliau. Untuk aksinya sendiri saya dapat informasi dari group WhatsApp.
![Sumber Gambar (gropu WhatsApp Kantor)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/14/img-20170512-wa0001-591807278f7a61054513a81d.jpg?t=o&v=770)
Benarlah pilihan saya untuk hadir di Lapangan Gasibu, yang tepat terletak di depan Gedung Sate sudahlah tepat. Saya datang kira-kira pukul delapan belas kurang sedikitlah seingat saya begitu. Saat saya datang, jalan yang ada di depan Gedung Sate ditutup. Karena ternyata pihak polisi memang memberi waktu sampai pukul 18:00 tepat.Â
Saat saya datang sebenarnya orang sudah banyak, sambil membacakan lilin, mendengarkan pembacaan puisi, dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Karena dari awal memang saya datang tanpa sedikit pun ingin menjadikan momen tersebut sebagai bahan tulisan, makanya foto-foto yang saya bagikan di sini mungkin akan pas-pasan hasilnya.Â
Tapi pas saya posting salah satu videonya (yang juga apa adanya) di Instagram, si pakar fiksi Surealis Livia Halim coment, tentu tanpa sedikit maksud pun untuk request, biar saya tulis di Kompasiana. Ya sudahlah saya pikir apa salahnya juga ditulis di sini. Kembali ke topik, saat saya datang peserta sih sudah banyak. Tapi luar biasanya semakin malam justru peserta semakin membeludak dan membuat aksi damai itu menjadi meriah.
Biar videonya bisa masuk ke tulisan ini, mau tak mau saya harus upload dulu videonya ke youtube. Lagu-lagu yang dinyanyikan sebenarnya ada banyak, ada juga yang diulang-ulang, seperti lagu Halo-Halo Bandung, Garuda Pancasila, Tanah Airku dan lagu Indonesia Raya. Jujur saya merinding mendengar sebegitu masyarakat dari berbagai jenis profesi, agama, gender, dan usia dengan kompak dan tanpa jaim-jaim dengan lantang turut bernyanyi lagu-lagu nasional. Sungguh sebuah pemandangan yang jarang dan entah kapan lagi dapat ditemui.
Karena acaranya sebenarnya hanya sampai pukul enam sore, yang saya lihat para panitia dan orator (kalau ada) sebenarnya yang saya lihat sudah tak ada di tempat. Tapi karena cahaya lilin semakin malam semakin indah dan jumlah cahanya terus bertambah dengan kedatangan peserta lain, dengan sendirinya dan spontan saja para peserta bernyanyi yang diikuti oleh seluruh peserta aksi damai.
![Sumber Gambar dok pri (Rekan kerja saya yang secara kebetulan bertemu dengan saya)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/14/img-20170513-191058-59180c6f52977304454edd43.jpg?t=o&v=770)
![dok pri (peserta aksi meneriakkan agar Ahok yang saat ini divonis 2 tahun penjara atas kasus penistaan agama agar dibebaskan](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/14/img-20170513-192317-59180d2c307a61bb4306f9b9.jpg?t=o&v=770)
![sumber gambar dok pri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/14/img-20170513-182904-59180e37d39273792875dd4a.jpg?t=o&v=770)
![sumber gambar dok pri (tak sedikit peserta yang turut mengabadikan moment langka ini)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/14/img-20170513-191923-59180f1ed39273222975dd4a.jpg?t=o&v=770)
![sumber gambar dok pri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/14/img-20170513-175945-59180f7bda9373c22697eafe.jpg?t=o&v=770)
![sumber gambar dok pri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/14/img-20170513-181732-59180fa2f19273f243b89491.jpg?t=o&v=770)
![sumber gambar dok pri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/14/img-20170513-192325-59180ff8a523bd970b90829f.jpg?t=o&v=770)
![sumber gambar dok pri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/14/img-20170513-192007-59181734da93735e2697eb00.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI