Semakin banyak pengalaman hidup yang kita alami semakin matang pula kita bersikap saat berhadapan dengan berbagai macam orang. Itu semua tak lepas dari analisis diri yang kita lakukan terhadap diri sendiri.
“Aku tahu kok rasanya gimana, sabar ya.” Begitu mungkin sikap kita saat menghadapi seorang pria yang hampir bunuh diri karena pacarnya dilamar partai politik lalu memutuskannya.
Bayangkan kalau kita tak melakukan analisis diri dan tak mencoba mengingat pengalaman masa lalu kita saat dulu diputusin pacar, mungkin kita bakal memberi tanggapan yang berbeda.
“Dasar cowok cengeng sana mati aja lu!” Tentu semua itu karena kita tak punya wawasan tentang patah hati dan tak pernah mengalami apa yang pria itu alami,jiahhhh.
Konteksnya dengan Dunia Tulis Menulis
Freud pun adalah seorang "pekerja" ilmiah. Dalam berbagai biografi ilmuwan yang saya baca, sudah kewajiban mereka untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Sebab seorang ilmuwan atau katakanlah peneliti haruslah membuat makalah hingga artikel-artikel yang akan diterbitkan di berbagai jurnal yang diakui kridebilitasnya. Dengan begitu pemikiran dan hasil penelitian mereka dapat dibaca oleh banyak orang.
Belajar dari kehidupan Freud, dapatlah kita mulai melakukan analisis diri atau setidaknya mencari ide dan inspirasi untuk dituliskan jika memang tak ada lagi ide di luaran sana yang bisa kita tangkap untuk kemudian dituliskan.Sekian, babay...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H