Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Selingkuh Bukan Soal Status, tapi Aktivitas yang Dibangun

20 Agustus 2016   11:28 Diperbarui: 20 September 2022   17:09 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar (www.wajibbaca.com)

Beberapa bulan yang lalu saya menghampiri seorang pria dan wanita, masih seumuran sayalah. Saya panggil mereka berdua lalu saya ajak bicara baik-baik. Ada satu hal yang harus saya pastikan di antara mereka berdua, yaitu status hubungan mereka.

Si wanita sudah memiliki pasangan ketika itu, tapi tanpa diduga pasangannya beredarlah kabar-kabar burung yang bersumber dari orang yang bisa dipercaya, yaitu sahabat si wanita. Kabar itu pun diketahui setelah si pria mencari tahu keganjilan dalam keputusan pacarnya yang mendadak memilih putus tanpa alasan yang kuat.

Diajaklah beberapa sahabatnya bertemu, dari sana diketahui lah kalau belakangan ini si wanita sedang dekat dengan seseorang. Walaupun alasannya bukan karena ada pria lain, tentu pacarnya itu wajar jika menaruh curiga. 

Singkat cerita sebagai orang yang mengenal mereka, saya turut masuk kedalam permasalahan itu. Tentu si pria tidak terima diputuskan begitu saja. Sekalipun sudah didesak berkali-kali agar mengaku kalau si wanita berselingkuh, tapi tetap saja pacarnya itu tak mau mengaku. Buat saya pribadi ini adalah kasus yang menarik.

Sebenarnya kecurigaan sang pria sangat beralasan, mulai dari bukti-bukti di media sosial, seperti mengganti password facebook, aktif chattingan sampai tengah malam, informasi dari teman-temannya dan lain sebagainya. Berbulan-bulan berlalu si wanita tetap dengan pendiriannya untuk memutuskan sang pacar, sekalipun si pria sudah membujuk tiada henti.

Saat sedang ada acara saya pun menghampiri si pria yang dicurigai sebagai selingkuhan dan juga si wanita tersebut. Sampai detik itu belum ada bukti kuat kalau mereka berpacaran, semua masih samar-samar. Selama ini saya hanya mendengar kalau gelagat yang mereka tunjukan memang mengarah pada suatu hubungan yang lebih dari teman.

“Aku mau nanya,” saya langsung tembak saja mereka. “Kalian pacaran ya?”

Dengan sikap ngotot yang menyebalkan dan menjijikan, terutama si pria, mereka hanya mengaku berteman baik saja.

“Ok,” saya melanjutkan “kalau kalian hanya berteman bersikaplah seperti teman, saya banyak mendengar kabar tentang kalian.”

Saya melihat si wanita “ingat kamu sudah punya pacar.”

Memang saat  itu hubungan mereka telah berakhir, tapi saya hanya berniat mengingatkan saja, bahwa kalau perselingkuhan itu betul terjadi, dia telah melakukan sebuah tindakan tidak setia pada pasangannya.

Saya yang sudah cukup lama mengamati cerita hubungan di antara mereka pun berkata pada mereka.

Ingat selingkuh itu bukan soal status yang melekat pada kalian. Selingkuh itu lebih kepada aktivitas yang kalian bangun. Kalian bisa saja mengaku sebagai teman, dan memang benar sih kalian masih berteman. Tapi pada kenyataannya kalian mencoba membangun ketertarikan dan keterikatan. Itulah yang dimaksud dengan selingkuh. Setelah selesai mengoceh saya pun pergi.

Saya bukan ingin membicarakan siapapun. Tapi saya hanya ingin melihat selingkuh itu dari pola yang terjalin. Bukan soal orangnya, karena siapapun berpotensi untuk melakukan yang namanya perselingkuhan.

Saya juga tidak akan ceramah. Saya cuman ingin meluruskan definisi selingkuh itu apa. Seperti kasus di atas, sekalipun tak ada ikatan resmi di antara mereka tapi buat saya itu sudah masuk kategori selingkuh. Bukan karena status nya melainkan aktivitasnya.

Mengaku  teman tapi saling memberi perhatian yang lebih, apalagi dengan lawan jenis, aktivitas membangun ketertarikan dan keterikatan itulah yang dimaksud dengan selingkuh. Tahu apa yang terjadi pada kasus yang saya ceritakan di atas? Dugaan saya tidak meleset, tinggal tunggu waktu saja, dan kini mereka telah mengaku bahwa mereka memang pacaran.

Lalu saya bertanya lagi pada mereka. ”Berarti dulu kamu selingkuh ya ?”

Dia menjawab tidak. Sebab dia memutuskan dulu pacarnya baru kemudian memacari pria yang dulu diduga berselingkuh dengannya. Kenapa dia bisa bilang tidak? Karena dia masih menganggap kalau selingkuh itu masalah status. Jika saat dia berpacaran dengan seseorang lalu dia memacari orang lain barulah itu bisa disebut selingkuh.

Saya pernah membaca sebuah tulisan yang kurang lebih begini, jangan curhat dengan lawan jenis, karena sembilan puluh persen perselingkuhan dimulai dari sana. Awalnya hanya curhat, tapi lama-kelamaan akan timbul rasa nyaman di antara keduanya, baik yang curhat ataupun yang mendengar.Dari sinilah banyaknya perselingkuhan di mulai.

Tulisan ini hanya bermaksud meluruskan pengertian kata selingkuh. Tidak bermaksud menggurui. Akhir kata berhati-hatilah, pacar bisa jadi teman, teman bisa jadi pacar, suami bisa jadi rekan kerja, dan rekan kerja bisa jadi suami, kok bisa? yupss karena selingkuh itu bukan soal status....

Boleh setuju boleh tidak

Penikmat yang bukan pakar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun