Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Musik dalam Kehidupan (3)

26 Oktober 2015   10:00 Diperbarui: 26 Oktober 2015   11:08 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

That one is only poor only if they choose to be!

Bahwa seseorang hanya akan menjadi miskin jika mereka memilih menjadi miskin!

Bukan kata saya loh ya, saya tidak semotivator itu dan tidak sesuper itu, saya bukan Mario Teguh dan tak layak menyandang gelar Boris Teguh.Seperti biasa saya akan berintermezzo ria. Saya ingin jari saya menulis seperti kaki Michael Jackson yang bebas menari nari di atas panggung hahaha.Tak ada yang lucu ya?Tapi sudahkah anda tertawa hari ini?.Jika belum tertawalah asal jangan tertawa sendiri seperti orang gila, eh tapi jika dengan menjadi orang gila bisa membuat anda tertawa kenapa tidak?gilalah!

Pagi ini saya telah memilihkan sebuah lagu untuk rekan rekan kompasiana (ceilaah kayak penyiar radio aja ya).Tapi bukan lagu itu yang menjadi fokusnya, melainkan lagu yang saya pilih hari ini lah yang menjadi sumber tulisan ini.Sebelumnya saya pernah mendengar pandangan hidup teman kampus saya, dia bilang "Saya percaya Tuhan dan saya suka musik, tapi di antara keduanya musik adalah yang pertama".Karena itu menyangkut pandangan hidup saya tak bisa mendebat.Tapi inilah pandangan hidup saya:Tuhan adalah yang pertama dan di atas segalagalanya!tentu itu adalah pandangan hidup, dalam prakteknya toh saya juga masih banyak kekurangan dan belum mampu hidup sesuai dengan apa yang di ajarkanya (Tuhan).

Lagu dan musik hanyalah sarana kita untuk memuji dan menyembah kebesaran Tuhan, melalui lagu kita mengucap syukur, melalui musik kita merenungkan segala kebaikanya.Oleh karena itu hari ini saya telah memilihkan sebuah lagu yang dapat menjadi sarana kita semua untuk menjadi kaya (alih alih bersyukur).Tentu berbeda dengan buku buku berjudul:5 menit menjadi Millionaire, cara menjadi kaya dalam 3 bulan, 2 detik mencapai seratus triliun pertama anda, atau ingin masuk surga bacalah buku ini!.Maaf sobat tulisan ini tidak seajaib dan seampuh itu.

Saya ingat pernah menonton film Sang pemimpi, dalam salah satu adegan, Nurmala (Maudy Ayunda, gebetan saya yang sudah jadi mantan haha) mengutip salah satu kalimat yang di ucapkan oleh Bapak Bangsa kita, Mohammad Hatta,"Kalian boleh memenjarakanku dimana saja, selama dengan buku aku bebas".Luar biasa bukan?Tubuh yang terkurung tapi pikiran merdeka, hidup miskin secara ekonomi tapi tetap merasa kaya, hal itu lah yang juga tersirat dalam lagu Coat of Many Colours yang di nyanyikan oleh Dolly Parton.

Lagu ini bercerita tentang seorang yang mengenang masa mudanya, dalam ingatanya dia ingat pernah seseorang memberikan sekotak perca  pada keluarganya, lalu bagaimana mama nya memanfaatkan perca itu,perca itu warna warni dan potonganya kecil kecil.Anak itu tak punya mantel dan musim gugur hampir tiba.Lalu Mama nya merajut perca itu, tiap potonganya di rajutnya dengan cinta."She made my coat of many colors that i was so proud of"Dia buatkanku mantel warna warni yang sangat kubanggakan."Sembari merajut, mama bercerita tentang sebuah kisah dikitab suci yang pernah dibacanya".

"Tentang mantel warna warni yang pernah di pakai Yusuf lalu dia berkata:Mungkin mantel ini akan memberimu keberuntungan dan kebahagiaan"."Aku tak sabar memakainya dan mama memberkatinya dengan kecupan"."Meski kami tak punya uang, aku kaya raya memakai mantel warna warni yang mama buatkan untuku"."Kupakai mantel itu kesekolah namun teman teman menertawaiku, aku tak mengerti karena aku merasa kaya, dan kukatakan pada mereka tentang cinta yang dirajut mama disetiap jahitanya, kuberitahu juga mereka tentang cerita yang dikisahkan mama saat ia merajut, dan bagaimana mantel warna warniku lebih berharga dari semua baju mereka"."Mereka tak paham dan kucoba membuat mereka mengerti, bahwa seseorang hanya akan menjadi miskin jika mereka memilih jadi miskin".Memang aku tak punya uang tapi aku kaya raya memakai mantel warna warni yang mama buatkan untuku, hanya untuku".

Indah ya?pernahkah kita memaknai hal hal kecil seperti itu?Mensyukuri pemberian seseorang yang sangat menyayangi kita lalu merasa bangga karenanya?.Atau jangan jangan pemberian siapapun jika tidak semewah dan semahal iPhone 6 kita akan lempar ke tong sampah.Bagaimana dengan nafas kehidupan, tahukah teman teman (termasuk saya) ternyata di luar sana ada orang yang hanya untuk bernafas saja harus membeli oksigen!Walaupun tidak mudah ternyata hidup itu indah.Betapa banyak pemberian pemberian kecil yang sangat berharga dalam hidup.Saya tidak ngajarin loh, da aku mah apa atuh, mau update tulisan di Kompasiana aja paket internetnya ngutang dulu ke konter haha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun