Napak Tilas Kehidupan Nabi Ibrahim Dalam Ibadah Haji dan Kurban
Sebentar lagi kita akan merayakan 'Idul Akbar(baca:hari raya Idul Adha atau hari raya besar). Di dalam hari raya Idul Adha ini terdapat beberapa jenis ibadah yang dilakukan oleh umat Islam di antaranya melaksanakan shalat Idul Adha dan menyembelih hewan kurban serta adanya pelaksanaan ibadah haji-bagi yang berhaji- yang merupakan rukun Islam kelima.
Pelaksanaan ibadah haji serta menyembelih hewan kurban merupakan ibadah yang dilaksanakan oleh umat Islam yang diinspirasikan dari kehidupan ibadah Nabi Ibrahim AS. Banyak hal sesungguhnya yang dapat dijadikan sebagai pelajaran dari kedua ritual ini yang apabila direnungkan sangat bermanfaat bagi kehidupan umat Islam
Mengenai ibadah kurban konon diceritakan bahwa Nabi Ibrahim AS adalah sosok yang sangat kaya. Ia memiliki ribuan binatang ternak mulai dari sapi, kambing dan onta. Untuk menjaga binatang ternaknya, selain Nabi Ibrahim memiliki pekerja khusus, ia juga memelihara dua belas ribu ekor anjing. Jadi bisa dibayangkan betapa banyak binatang ternak yang dipelihara oleh Nabi Ibrahim AS.
Banyak orang terperangah dengan kekayaan yang dimiliki oleh Ibrahim AS ini. Mereka lebih terperangah lagi saat suatu hari Ibrahim AS melakukan kurban dengan menyembelih seratus ekor onta, tiga ratus ekor sapi dan seribu ekor kambing. Secara tidak sengaja saat banyak orang terperangah dengan kurban yang dilakukan Ibrahim dengan berseloroh Ibrahim berkata: "Jangankan binatang ternak, seandainya aku mendapatkan anak dan Allah Swt memerintahkan aku untuk mengorbankannya, maka niscaya aku akan mengorbankannya". Pernyataan inilah yang konon akhirnya konon menimpa Nabi Ibrahim As di amna ia diperintahkan untuk menyembelih anaknya Ismail AS.
Tidak hanya itu suatu saat Jibril AS berkomunikasi dengan Allah Swt mengenai sosok Ibrahim. Jibril AS meminta izin untuk menguji keimanan Ibrahim bahwa benarkah walaupun Ibrahim memiliki harta yang melimpah ruah, tetapi keimanan kepada Allah merupakan prioritas. Saat itu Allah Swt mengizinkan Jibril As untuk menguji keimanan Ibrahim.
Jibril akhirnya berpura-pura menjadi seorang peminta-minta yang miskin. Saat itu ia meminta seekor kambing kepada Ibrahim dan Ibrahim AS memberikannya. Setelah Ibrahim memberikan seekor kambing rupanya Jibril ingin menguji Ibrahim kembali. Ia berkata:"Wahai Ibrahim AS bagaimana kalau aku meminta sepertiga dari binatang ternakmu? Ibrahim menjawab: "Silahkan engkau bawa saja nanti akan aku siapkan jika engkau memang membutuhkannnya, jawab Ibrahim".
Ternyata Jibril belum puas menguji Ibrahim AS. Tidak lama kemudian ia berkata kembali:" Wahai Ibrahim bagaimana apabila aku membutuhkan seluruh hewan ternakmu?" Dengan tersenyum Ibrahim menjawab: "Apabila engkau membutuhkannya, bawalah seluruh binatang ternak milikku ini berikut para pekerja dan anjing penjaganya. Sungguh aku merelakannya". Setelah itu Jibril berkata: "Sekarang aku yakin kepadamu Ibrahim bahwa engkau memang sosok yang lebih mengutamakan beribadah kepada Allah Swt dari pada hartamu".
Hal yang sama terjadi pada ritual haji. Peran Ibrahim AS dalam hal ini sangat besar. Hal tersebut terjadi karena mulai pertama kali Allah Swt mewajibkan pelaksanaan ibadah haji, maka peran Ibrahim tidak dipungkiri lagi. Â Misalnya saat pertama ada perintah menunaikan ibadah haji, saat itu Ibrahim benar-benar tidak mengerti karena ditempat yang tandus seperti kota Mekah tempat yang tdak didiami oleh siapapun, Allah Swt memerintahkan dirinya untuk menyeru ibadah haji. Saat itu Ibrahim bertanya-tanya pada dirinya. Mungkinkah seruanku ini dapat mengundang umat manusia beribadah ke tanah suci ini? Keraguan Ibrahim dijawab oleh Allah Swt dengan tegas di dalam firmanNya:
      Â
"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh" (QS. al Haj(22):27)
Saat itu yang ada dibenak Ibrahim adalah melaksanakan perintah Allah Swt walaupun secara logika hal itu sepertinya mustahil terjadi.
Selain itu walaupun ritual haji sudah dilaksanakan sejak masa Nabi Adam AS, tetapi Nabi Ibrahim AS memiliki peran yang besar karena Ibrahim AS telah mengenalkan kembali ritual ibadah haji ini dengan membawa anaknya Ismail  serta Hajar AS walaupun ditempat yang gersang dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Di dalam hal ini Allah Swt berfirman:
 "Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur"(QS. Ibrahim(14):37)
Perlu diketahui bahwa ka'bah yang dimaksud di dalam ayat bukanlah Baitullah(Masjidil Haram) melainkan ia adalah tanda yang menunjukkan bahwa di situlah letak Masjidil Haram. Di sinilah Ibrahim memperjelas posisi Masjidil Haram dengan membangun ka'bah Allah Swt berfirman:
 "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".
Allah Swt menyertakan Ismail bersama ayahnya Ibrahim dalam membangun ka'bah sebagai tanda letak Masjidil Haram sehingga Ismail As dapat membantu ayahnya. Di sini terlihat bahwa Ibrahim belum membangun tanda adanya  Masjidil Haram berupa ka'bah sampai Ismail As menginjak dewasa.
Banyak orang berasumsi bahwa yang dimaksud dengan baitullah (baca:rumah Allah Swt atau Masjidil Haram adalah Ka'bah itu sendiri. Pandangan tersebut keliru karena yang dimaksud dengan Baitullah al Haram atau Masjidil Haram adalah suatu tempat yang di dalamnya dibangun ka'bah. Oleh karena itu apabila kita perhatikan letak Ka'bah di kota Mekah, maka ia berada di posisi tengah dari Masjidil Haram. Oleh karena itu harus dibedakan antara Masjidil Haram dengan tanda dari adanya Masjidil Haram (ka'bah) yang menunjukkan bahwa ia merupakan masjidil haram. Di sini sesungguhnya peran Nabi Ibrahim di mana ia telah menunjukkan posisi atau letak dari Masjidil Haram itu sendiri. Sementara Masjidil Haram dahulu merupakan tempat yang didiami oleh Istri dan anak dari Nabi Ibrahim AS.
Sungguh luar biasa perjuangan Ibrahim ia telah memperjuangkan segala kehidupannya demi beribadah kepada Allah Swt sebagaimana yang ia contohkan di dalam berkurban. Selain itu apa yang ia lakukan dengan menyeru untuk beribadah haji ternyata menjadikan tempat tersebut benar-benar menjadi berkah bagi umat Islam. Suatu keteladanan yang luar biasa yang dapat menjadi acuan bagi seorang muslim. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H