Tetapi jangan lupa covid 19 ini juga telah memberikan pembelajaran berharga bagi gereja Tuhan bahwa kedepan justru pelayanan media akan lebih cair dibandingkan dengan ibadah hari Minggu itu sendiri, apalagi untuk kalangan generasi milenial karena pelayanan media secara online atau live maupun lewat konten, dapat menembus batas generasi, ruang dan waktu serta tidak kaku dan formal seperti ibadah Minggu yang memang hal tersebut untuk beberapa kalangan usia dan khususnya generasi mileneal dan generasi sesudahnya akan lebih sangat relevan dan banyak dibutuhkan serta disukai.
Gereja Tuhan harus bisa melihat dengan objektif bukan subjektif. Lihat saja lewat pelayanan media selama covid 19 berlangsung, pelayanan doa syafaat tubuh Kristus. konser rohani untuk penggalangan dana sosial, kordinasi gembala dengan pengerja gereja, komunitas sel lewat aplikasi live online semisal zoom, dsb, bisa berlangsung dengan baik dan tetap efektif.
Sebenarnya pelayanan media sudah ada di masa Perjanjian Baru, lihatlah bagaimana Yesus memanfaatkan media bukit untuk mengajar dan berkhotbah kepada Lima Ribu orang (Matius 5). Kenapa Yesus mesti naik ke atas bukit? Karena ketika Ia berada diatas bukit maka ia bisa dengan terarah memandang semua orang yang mendengarkan pengajarannya lalu suaranya akan bergema terbawa arah angin dan dapat didengarkan oleh semua pendengarnya.
Karena tempat Yesus duduk lebih tinggi daripada pendengarnya. Hari ini seiring kemajuan zaman, seluruh gereja memakai media mimbar (panggung) dan microphone serta speaker dilengkapi sound system untuk ibadah dan mengajar yang sebenarnya persis dengan apa yang telah dilakukan oleh Yesus hanya medianya yang berbeda mengikuti perkembangan zaman. Â
Paulus menggunakan media surat untuk memotivasi dan mengajar jemaat-jemaat yang telah dirintisnya serta kepada anak-anak rohaninya (muridnya), sebut saja antara lain kepada jemaat di Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, Tesalonika, Timotius, Titus, Filemon.
Mungkin kalau Paulus hidup dijaman masa kini tentu saja ia akan menulis via email atau whatsapp karena surat langsung sampai tak perlu berhari-hari lamanya untuk dikirim dan sampai tujuan. Bahkan untuk melepaskan kerinduan kepada banyak jemaat dan anak-anak rohaninya yang tersebar diberbagai lokasi atau daerah, maka Paulus akan melakukan komunikasi via zoom atau whatsapp video call.
Pro kontra pasti akan tetap ada tapi kembali lagi sejarah telah membuktikan seiring berjalannya waktu maka pro kontra tsb akan sirna sesuai dengan kebutuhan yang memang sangat relevan. Gereja yang tak kehilangan momentum lewat pandemi Covid 19 ini adalah Gereja yg mulai mengoptimalkan pelayanan media untuk mendukung pelayanan gereja sehingga bisa menjangkau banyak aspek. Akan ada kecendrungan dimasa depan dalam hal pelayanan gerejawi dan kerohania tentang mengapa pelayanan media sangat penting?
1. Dengan pandemi Covid 19 gereja secara tak langsung dilatih untuk siap beradaftasi dengan Revolusi Industri 4.0 yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi, dimana konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya.
Hal tersebut tentunya menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan kerja di mana manajemen waktu dianggap sebagai sesuatu yang vital dan sangat dibutuhkan oleh para pemain industri. Selain itu, manajemen waktu yang baik secara eksponensial akan berdampak pada kualitas tenaga kerja dan biaya produksi. Contoh konkrit yang dapat diambil dari pemanfaatan teknologi pada bidang industri adalah proses pembukuan dan produksi yang kini sudah dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja dan kapan saja.
Terlepas dari peran teknologi dalam bidang industri, manfaatnya juga bisa didapatkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Saat ini, pengambilan dan pertukaran informasi dapat dengan mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja melalui jaringan internet.
2. Orang-orang akan merasa terbekati lewat konten atau muatan media online baik secara live maupun rekaman karena pelayanan media sifatnya personal dan orang merasa terlibat secara emosional didalamnya. Masa pandemi Covid 19 berlangsung kita bisa melihat bagaimana konten video clip dan gambar atau photo yang bisa menguatkan bagi semua orang banyak dishare di media sosial seperti facebook, instagram dan whatsapp karena setiap orang ketika merasa menerima sesuatu yang valuable maka orang tersebut akan membagikannya kepada orang lain lewat account media soaial masing-masing.