Selamat hari Jumat ya sobat TOG, Ada begitu banyak kesalahpahaman dan mitos tentang pemrograman. Banyak juga yang memandangnya sebagai pekerjaan yang hanya untuk orang-orang yang sangat berbakat dan ahli saja. Itu adalah sebuah jalur karir hanya untuk para Geeks, matematis, dan sebuah pekerjaan dengan  tingkat toleransi kecil terhadap kesalahan.
Di artikel hari ini, kita akan coba membahas dan meluruskan mitos yang berkembang tentang  seorang programmer.
1. Saya harus pintar matematika untuk belajar bahasa pemrograman
Meskipun begitu, kita masih tetap perlu untuk belajar tentang aljabar dasar. Â Selain itu, terdapat libraries dan plugins, yang bisa kita terapkan langsung ke dalam baris kode untuk membantu memecahkan masalah matematika dan algoritma pemrograman.
Tetapi jika kita ingin mencoba untuk membuat hal-hal yang memerlukan perhitungan matematis atau fisika atau komputer grafis canggih, sudah pasti kita harus menguasai beberapa ilmu matematika lainnya :)
2. Saya harus jenius (dengan IQ diatas 160)
3. Saya harus kuliah untuk belajar coding
Banyak sekali video tutorial untuk belajar di youtube atau pun forum luar, tetapi rata-rata mereka menggunakan bahasa asing ya.
Tapi terlepas dari jalan mana yang kita pilih, kita tetap harus mampu belajar mandiri karena dunia pemrograman berkembang dengan cepat, dan hanya kita sendiri yang bisa menentukan apakah bisa mengikuti perkembangan tersebut atau tidak.
4. Saya harus dewasa untuk belajar bahasa pemrograman
Meskipun demikian, tetap ada perbedaan dalam model pembelajaran antara anak-anak dan orang dewasa. Yang terbaik untuk anak-anak untuk belajar dengan cara yang lebih visual, karena persepsi visual mereka lebih berkembang. Untuk itu, situs Scratch dan Alice cocok bagi anak-anak untuk program visual (itu cara cara yang lebih baik daripada belajar buku pemrograman kuno).
5. Saya harus belajar hanya bahasa pemrograman terbaik
Meskipun memang ada beberapa kategori bahasa pemrograman yang bagus untuk pemula. Python merupakan starter yang baik karena sederhana, mudah dibaca, dan fleksibel. Â Java juga mudah dipelajari, karena memiliki dokumentasi yang luas dan komunitas yang besar. Jadi, keputusan ada ditangan kita untuk memilih bahasa pemrograman berdasarkan kecepatan, fitur eksklusif, kompabilitas, pemeliharaan, dll.
6. Hanya butuh waktu seminggu untuk belajar dan menjadi master bahasa pemrograman
7. Saya harus menghafalkan semua syntax
Mungkin banyak pemula yang beranggapan bahwa untuk menjadi seorang programmer profesional harus bisa membangun semuanya dari awal.
Tapi sebenarnya, kita tidak perlu khawatir tentang bagaimana menghafal syntax, karena kita akan menulis kode yang sama untuk ribuan kali sebelum kita bisa membalikkan meja dan membuat framework sendiri.
Nah itulah 7 hal ini harus kamu jauhi dalam belajar bahasa pemrograman, semoga kalian para programmer yang baru mau belajar menjadi semakin mahir dan handal.
Salam Sukses
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H