Ada yang istimewa di Monas hari-hari belakangan ini. Setelah selama sebulan, baru kemarin sore saya berkesempatan jalan sore di Monas. Sampai beberapa bulan lalu, setiap hari di Monas selalu diramaikan oleh pedagang asongan. Ada berbagai macam dijual oleh pedagang, ada air minum, air kelapa muda, teh kemasan, kopi instan, mi instan dengan air panas, souvenir berupa kaos atau pernik-pernik, kerak telor, bakso, soto, lontong, mi goreng, nasi goreng, ketan bakar, layang-layang, kaca mata, arloji, mainan anak, dan bermacam-macam dagangan lainnya. Selain itu ada juga rental sepeda, rental sepeda listrik, dan dilengkapi dengan jasa “patung manusia” yang bisa diajak berfoto. Sudah tentu ada photographer keliling yang siap mengabadikan suasana pengunjung di Monas. Dan satu lagi, ada pemberi jasa pijat refleksi, body massage dan terapi bekam. Pokoknya ramailah seluruh kawasan Monas dengan kehadiran para pencari rejeki. Tetapi kemarin sore, semua pedagang itu tak ada lagi di dalam Taman Monas. Inilah yang saya sebut ada yang istimewa di Monas, tidak ada pedagang asongan yang berkeliaran di Monas. Luar biasa.
Ya bagi saya ini sangat luar biasa, karena selama ini penertiban di Monas tak pernah berhasil. Dulu, meski ada Satpol PP yang patroli, para pedagang asongan tak menghiraukan, petugas Satpol PP pun seakan pura-pura tidak tau bahwa disekelilingnya banyak pedagang asongan. Padahal tugas utama Satpol PP di Monas adalah menertibkan pedagang asongan. Pedagang pun cuek, tetap berjualan meski di sampingnya ada petugas Satpol PP. Tapi sudah bertahun-tahun tugas penertiban tersebut tak pernah berhasil. Malahan selama ini ada dugaan bahwa oknum-oknum petugas tertentu memback-up pedagang asongan sehingga berani berdagang sesuka hati di Monas.
Kawasan Monas memang selalu ramai dikunjungi orang sepanjang tahun mulai dari pagi hari sampai tengah malam. Monas menjadi salah satu obyek kunjungan wisata di ibu kota, terutama wisatawan dalam negeri. Orang yang datang ke Jakarta, serasa belum lengkap kalau belum berkunjung ke Monas. Apalagi sekarang, orang merasa tak mantap kalau tidak berselfie di Monas.
Tetapi setelah Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, yang lebih tenar dengan sebutan Ahok, secara tegas memerintahkan penertiban Monas, nampaknya penertiban mulai berhasil. Entah bagaimana caranya Ahok memerintahkan Satpol PP di Monas sehingga bisa membersihkan Monas dari pedagang asongan dan pedagang keliling. Para pedagang ditempatkan di satu tempat yang lebih rapi dan lebih tertib.
Untuk itu Pemprov DKI menyediakan tempat bagi para pedagang Monas di lokasi yang kemudian diberi nama Lenggang Jakarta. Ahok menyediakan tempat berdagang di kawasan Monas.
Tempat berdagang yang diberi nama Lenggang Jakarta itu mengambil sebagian areal parkir IRTI di bagian Selatan Monas. Lenggang Jakarta menyediakan kios dan “gerobak menetap” dimana pedagang menjajakan barangnya. Aneka ragam kuliner dan jajanan Nusantara ada di sini.
Kuliner Nusantara
Kalau anda sudah memesan makanan, tersedia tempat duduk untuk makan dengan santai. Tidak kalah dengan yang ada di mall.