Pertanyaan tentang penghakiman atas orang yang tidak atau belum tahu Injil kerap menjadi perdebatan. Tetapi di mata Tuhan semuanya jelas, semudah memisahkan hitam dari putih. Kalau bagi murid Yesus, kita sudah melihat dalam renungan sebelumnya bagaimana Allah akan menghakimi pikiran, perkataan dan perbuatan kita berdasarkan firmanNya.
Namun bagi mereka yang belum mendengar Inji akan dihakimi berdasarkan apa yang mereka tahu benar, apakah yang mereka tahu itu mereka kerjakan atau tidak. Lihat, bukankah pada dasarnya sama saja dengan kita, yakni kita akan dihakimi berdasarkan firman yang kita sudah tahu namun kita tidak kerjakan?
Argumentasi Paulus sangat jelas dalam pasal ini, "Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan. Roma 2:12-13."
Punya Hukum Taurat atau tidak punya bukan patokannya, persolannya adalah apa yang telah kita lakukan. Betapa memang sangat celakanya kita yang sudah tahu apa yang baik namun tidak membuatnya terjadi, Allah serius akan menghukum setiap kita.
Namun penghakiman tidak menakutkan bagi kita yang mengerjakan PR kita dengan baik, hanya murid yang tidak membuat PR yang takut bertemu dengan guru karena akan menerima hukuman. PR dari guru justru dimaksudkan untuk memberi nilai yang bagus kepada murid-murid yang benar.
Penghakiman tidak seram bagi kita yang setia dan terus rendah hati belajar. Penghakiman justru menjadi sukacita bagi kita yang melakukan apa yang kita harus lakukan sebab itu menjadi reward day, bukan punishment day.
Saya hanya perlu memastikan bahwa PR saya beres semuanya dan menguasai semua materi yang diajarkan firman sehingga kapan saja pun penghakiman itu datang, kita sudah siap menghadapinya. Karena itu, selain berjuang untuk mengabarkan Injil ke seluruh mahluk maka tugas utama saya memastikan hidup rohani saya yang mesti berpadanan dengan firman Kristus, Tuhan kita.
1. TIDAK ADA YANG BISA LOLOS DIRI DARI PENGHAKIMAN ITU
Apa pun siasat yang kita mainkan, tak akan pernah ada yang bisa melarikan diri dari penghakiman yang Allah tetapkan itu. Kita mungkin pernah luput dari keadilan Polisi atau Hakim dunia ini, tetapi kita pasti akan dihakimi seadil-adilnya di akhirat nanti. Terkadang ada yang akhirnya salah memahami penghakiman Allah karena selama hidup sepertinya Allah meloloskan mereka begitu saja, padahal Allah sedang memberikan kesempatan untuk bertobat. Allah yang membinasakan Uzia, Ananias dan Safira, Akhan dan keluarganya adalah gambaran Allah yang harus kita pegang. Dia tak lupa atau lalai, Dia hanya sabar saja.
2. KITA SUDAH TAHU, KITA TAK BISA BERKELIT LAGI
Ada begitu banyak nilai-nilai moral dan spiritual yang kita tahu tetapi kita belum lakukan. Jika itu saja pun (maksud saya tanpa membuka Alkitab) digunakan untuk mengakimi kita, akankah kita lulus dan menang? Intinya, tak bisa kita berkelit sedikit pun di hadapan Allah yang maha agung itu. Tak ada alasan atau penjelasan yang dapat membantu kita di sana nanti, tak ada pula kesempatan kedua lagi, kesabaranNya sudah usai, itu adalah pengadilan final. Latih pikiran itu dalam diri kita sejak sekarang ini!