Mohon tunggu...
Togar Sianturi
Togar Sianturi Mohon Tunggu... Lainnya - Direktur

SolusiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Seragam Orang Kristen, Dari Mana Anda Mengenalnya?

6 Maret 2018   20:24 Diperbarui: 6 Maret 2018   20:30 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak agama atau komunitas tertentu dapat dikenal dari ciri khas pakaian (seragam) mereka, tetapi bagi orang Kristen apakah seragamnya? Sebagian besar orang Kristen dikenal dari lambang salib yang mereka kenakan seperti pada kalung atau bahkan giwang mereka. Sebagian lagi dikenal dari salam atau kata-kata rohani mereka seperti "Shalom", "Puji Tuhan", "Tuhan Yesus memberkati" atau "Haleluya" dan lain sebagainya. Tetapi apakah itu yang dikatakan firman Tuhan? Itukah pakaian atau seragam kita? Tidak!

Firman Tuhan berikut jelas menyatakannya, "Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. -- Kolose 3:14." Jadi identitas kita adalah kasih kita, itulah pakaian seragam kita. Tanpa kasih maka seorang Kristen kedapatan telanjang, kasih seharusnya adalah pakaian yang menutupi tubuh mereka. 

Simbol salib atau kata-kata relijius lainnya tidak membuat kita menjadi seorang pengikut Yesus yang benar di mata Tuhan, tetapi kasihlah yang membuat Allah kita dimuliakan.  Allah adalah kasih sehingga pakaian kasih kita hanya bisa kita dapatkan dari Dia, dari hubungan pribadi kita dengan Dia.

Saya sudah melihatnya, pencapaian kita hanya akan dikenang untuk kurun waktu yang pendek tetapi kasih kita tetap akan orang rasakan dan ceritakan untuk waktu yang lama. Bahkan sampai di kekekalan, ketika yang kita imani dan kita harapkan sudah menjadi kenyataan, yang akan terus ada adalah kasih. 

Tetapi saya juga menyadari betapa iman dan pengharapan saya kerap membenamkan kasih saya ke bawah permukaan. Ketika saya ingin mencapai ini dan itu, ketika saya mau berharap orang lain untuk menjadi ini dan itu, sesuai dengan firman Tuhan, kerap kali kasih menjadi dingin dan datar. Kasih saya harus lebih tinggi daripada pengharapan saya, lebih besar daripada iman saya. Iman menuntun kasih saya tetap benar dan pengharapan membuat kasih saya makin tinggi.

1. TANPA KASIH BERARTI KITA TANPA PAKAIAN, TANPA IDENTITAS SECARA ROHANI

Kita tentu akan malu jika kita keluyuran tanpa pakaian sama sekali, orang lain akan menyebut kita sakit jiwa. Tidakkah demikian juga sebutan yang tepat untuk diberikan kepada orang-orang kristen yang tidak mengasihi sesamanya? Biarlah yang terutama dikenal dari kita adalah kasih kita, bukan hebatnya pengetahuan kita, tingginya prestasi dan pencapaian kita atau banyaknya harta yang kita punya. Itulah yang akan memuliakan Allah kita, yang adalah kasih itu.

2. JIKA SELURUH KITAB SUCI MESTI DISIMPULKAN DENGAN SATU KATA, MAKA ITU ADALAH KASIH

Itulah yang Tuhan Yesus lakukan dalam Matius 22, ketika Dia menyimpulkan seluruh Perjanjian Lama kepada kasih terhadap Allah dan kasih terhadap sesama, it's all about love. Itu mengapa kasih terus mesti menjadi yang terutama ketika kita mendalami firman Tuhan dan ketika kita mau mengembangkan pelayanan kita. Jika hidup kita mesti disimpulkan dengan satu kata juga, biarlah itu adalah kasih.

3. KASIH ITU MEMBERI TANPA MENGAMBIL, KASIHILAH TANPA MEMPERSOALKAN RESPON SI PENERIMA

Bertumbuhlah dalam mengasihi; jangan hanya mengasihi orang yang mudah kita kasihi, jangan mengasihi lagi karena mengharap imbalan, tetapi kasihilah dengan tulus dan tak mengharap balasan, maka Allah sendiri akan memberi kita upah yang kekal. Kasih kita menggema sampai kekekalan. 

Sabarlah terhadap orang yang belum tahu beryukur, kasihi orang-orang walaupun mereka kelihatannya tidak mengasihi diri mereka sendiri. Belajarlah kasih Tuhan Yesus yang terus memberi, kasih yang tanpa syarat, itulah jenis kasih yang benar untuk kita miliki, bukan seperti kasih yang kita dapat dari dunia.

Bapa, hanya di dalam Engkau sajalah saya bisa mengerti dan memiliki kasih yang sebenarnya. Saya  telah merasakan kasihMu yang sangat besar dan saya akan terus meminta agar diri saya Engkau penuhi dengan kasihMu hingga meluaplah kiranya kasih itu dari hidup saya dan mengaliri orang-orang di sekitar saya. Amen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun