Mohon tunggu...
Togar Sianturi
Togar Sianturi Mohon Tunggu... Lainnya - Direktur

SolusiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Satu-satunya Tujuan Hidup Saya, Bagaimana dengan Anda?

4 Maret 2018   18:42 Diperbarui: 4 Maret 2018   19:51 2901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUmber ilustrasi: www.easy4happy.com

Pencarian makna hidup dan tujuannya sangat merisaukan banyak orang, mereka terombang-ambing dan bingung untuk apa sebenarnya mereka hidup. Sebagian mencoba menyangkal kebimbangan mereka dengan mencari sebanyak mungkin kebahagiaan, yang lain dengan menimbun banyak harta, mengejar posisi tertinggi dan seterusnya. Tetapi Tuhan yang telah menciptakan hidup adalah yang empunya tujuan untuk hidup itu sendiri. Hanya orang yang mencari tujuan itu pada Allah yang akan menemukan tujuan yang sejati. Dalam khotbahnya kepada orang Athena di Kisah 17, Paulus menyatakan bahwa tujuan hidup bagi mereka adalah mencari Tuhan hingga menemukan dan merasakanNya.

Dalam suratnya yang kedua kepada Timotius, Paulus mengungkapkan apa yang paling mendasar dan paling penting baginya. "Aku sangat bersyukur kepada Allah karena engkau, Timotius. Siang malam aku berdoa untukmu, memohon kepada Allahku agar memberkatimu dengan berlimpah-limpah. Dialah Allah nenek moyangku dan Allahku, dan satu-satunya tujuan hidupku ialah menyenangkan Dia. - 2 Timotius 1:3 FAYH." Keinginan hati nuraninya yang paling murni adalah menyenangkan hati Allah.

Jadi hidup yang benar, sesuai dengan desain sang Pencipta, adalah untuk mencari dan menjadi kesenangan bagi hati Allah. Dia adalah pemilik saya, tidak ada yang namanya hidup bagi saya jika tidak berada dalam Dia. Godaan dunia ini sangat hebat merayu dan kadang-kadang mengintimidasi agar orang percaya jatuh ke dalam pelukannya. Bahkan keinginan dunia ini telah merangsek ke dalam gereja, gereja merohanikan rencana jahat dunia itu, sehingga orang-orang gereja tak beda dengan orang-orang dunia. Saya dan semua orang yang sungguh memiliki tujuan hidup menolak tipu muslihat dunia itu, meski kita masih berada hidup di dunia, meski kita memakai mata uang mereka, memakai fasilitas mereka, tetapi kita selalu ingat kita adalah mahluk Sorga yang ditugaskan ke dalam dunia.

1. MENCARI TUHAN HINGGA MENEMUKANNYA

Saya ingat ayah saya pernah menyeletuk, sebelum beliau mulai bergereja, "Mengapa harus mencari Tuhan, emang Tuhan hilang ya?" Lalu saya menjawab, "Tidak, Pak. Kitalah yang hilang di dalam dunia yang terhilang ini." Kita yang mesti mencari jalan kita kembali padaNya. Dan sungguh, banyak sekali orang yang sudah memulai perjalanan mereka untuk tujuan ini, mereka ke gereja, mereka melakukan pelayanan, mereka bahkan berdoa dan baca Alkitab, tetapi pertanyaannya adalah apakah mereka sudah menemukan dan merasakan Dia?

Saya diajar firman secara pribadi 20 tahun lalu, dalam pertemuan pertama saya belajar topik Tujuan Hidup. Saya tidak pernah terpikir akan hal itu sebelumnya, tetapi saya sudah melalui malam-malam yang gelisah, hampa dan frustasi seolah ada yang kurang dan tidak pada tempatnya di hidup saya. Saya ingat masa-masa itu, tengah malam usai kerja dari Cafe, saya akan pergi duduk menyendiri di tepi sungai dan merokok di sana.  Pulang ke mess dan masuk kamar tapi tak bisa terlelap. Jiwa saya ternyata mencari tujuan hidup itu dan setelah sesi-sesi belajar firman itu, segala rasa hampa itu pun sirnalah.

2. SEKARANG SAYA ADA HANYA UNTUK MENYENANGKAN HATI TUHAN

Sama sekali bukan untuk menyenangkan manusia, tetapi menyenangkan hati Tuhan saya. Jadi yang pertama bukan untuk melakukan pelayanan ini dan itu, bukan itu, tugas dan pekerjaan itu adalah bagian orang-orang yang sudah hidup menyenangkan hati Tuhannya. Hati saya terfokus pada apa yang menyukakan hatiNya, itu adalah prioritas. Adalah sebuah kehormatan besar untuk bisa menjadi bagian dari komunitas yang menyenangkan hati Allah.

3. MELAKUKAN KEHENDAKNYA AKAN MEMBAWA SAYA KE DALAM KEKEKALAN BERSAMANYA

Beritakan Injil Allah setiap hari, jadikan semua bangsa murid adalah tujuan final kita di dunia ini. Kita membangun hubungan dengan Tuhan, hidup dengan kudus dan melakukan semua hal baik lainnya adalah demi pemberitaan Injil itu. Kita sedang menapaki jalan kekekalan, kita menuju Sorga yang indah itu.

Tuhan, ku mau menyenangkanMu. Tuhan, bentuklah hati ini, jadi bejana untuk hormatMu, cemerlang bagai emas murni. MenyenangkanMu, senangkanMu, hanya itu kerinduanku. Amen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun