Mohon tunggu...
Togar Sianturi
Togar Sianturi Mohon Tunggu... Lainnya - Direktur

SolusiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"General Revelation Vs Special Revelation"

27 Februari 2018   08:11 Diperbarui: 27 Februari 2018   09:05 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pembelajaran teologi, kita akan menemukan 2 istilah 'canggih' tersebut di atas. General revelation adalah bahwa Allah menyatakan diriNya kepada manusia secara umum, kepada semua manusia tanpa terkecuali, melalui seluruh karya dan ciptaanNya. Tetapi Allah juga menyatakan diriNya melalui firmanNya, dalam firman itulah Allah menyatakan seluruh rencana dan jalan penyelamatanNya atas manusia, itulah penyataan khusus (speci revelation). Benar bahwa tidak semua orang mendapat akses kepada firman Allah, mungkin karena berbagai hambatan atau bahkan unsur kesengajaan dari yang bersangkutan, tetapi itu sama sekali tidak berarti bahwa mereka itu bisa berdalih dan berlari dari penghakiman Allah.

Allah sangat adil dalam penghakimanNya, bagi yang mengenal firman, akan dihakimi berdasarkan firman itu, sedangkan mereka yang tidak tahu firman itu akan dihakimi berdasarkan hati nurani mereka sebab bagaimanapun mereka tahu dan harus mengakui keberadaan dari sang Pencipta. "Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Roma 1:19-20."

Bayangkan betapa berbahagianya kita bisa memiliki kesempatan mengenal sang Pencipta atau lebih tepatnya Dia berkenan memperkenalkan diriNya kepada kita melalui Kristus Yesus dan firmanNya. Itu seharusnya menjadi satu kebanggaan besar bagi saya, memiliki satu kepastian dan jalan jelas untuk ditempuh. Mereka yang belum mendapat kesempatan seperti yang saya dapat pasti merasa sedih apabila kelak mereka tahu bahwa ada sesuatu seperti yang saya tahu. Tentu saja itu menjadi tugas saya untuk memberitakan kepada mereka kebenaran special revelation itu sembari menjaga hidup ini terus di jalur kebenaranNya.

1. TIDAK ADA YANG BISA BERDALIH PADA PENGHAKIMAN ALLAH

Tak jarang saya mendengar orang berdalih, "Kita tidak perlu tahu terlalu banyak, karena kita akan dihakimi berdasarkan sebanyak apa kita ketahui." Orang itu mestinya sudah cukup tahu juga bahwa Allah tahu semua motivasi manusia, orang yang membatasi diri dan tidak melakukan apa yang ia tahu mestinya dilakukan juga akan dituntut nantinya. Pola pikir play safe seperti itu dalam berbagai bentuk akan mendapat hukuman serius nantinya.

Apakah kita tahu atau tidak tahu, Allah yang jelas sudah memberi tahu melalui ciptaan dan melalui firmanNya. Tidak ada alasan atau penjelasan apapun yang akan bisa diterima pada hari penghakiman itu. Oh ya, pada penghakiman itu tinggal vonis saja dan tidak ada banding atau pembelaan lagi.

2. BERITAKANLAH FIRMAN ITU DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH SEUMUR HIDUP

Karena itu, sudah semestinya kita sangat tergerak dan termotivasi untuk memberitakan firman hidup itu kepada semua orang yang kita temui. Benar kita mesti belajar membangun hubungan, kita mesti menjadi segala-galanya bagi semua orang tetapi penundaan memberitakan firman bukanlah ciri dari Kerajaan Tuhan yang penuh kuasa. Itu mengapa Paulus sangat menegaskan dalam surat ini betapa ia sangat bangga dan rela menghadapi apa saja demi memberitakan Injil itu. Injil adalah kuasa Allah untuk menyelamatkan mereka yang percaya. Tetapi orang bisa percaya jika ada orang lain mengajar dan memberitahu mereka kebenaran itu. Saya kah? Anda kah? Seseorang mesti memberitakannya kepada mereka yang terhilang. 

3. JAGALAH DIRI KITA SENDIRI AGAR TETAP BERJALAN SETURUT DENGAN FIRMAN HIDUP ITU

Terkadang kita mendengar pembicara-pembicara yang membuat penekanan sangat keras pada perlunya keseimbangan hidup pribadi, pemenuhan kebutuhan internal semua anggota keluarga, tentang kita juga perlu punya hidup yang menginspirasi sehingga orang lain memiliki teladan untuk diikuti. Saya setuju dengan semua itu, tetapi jelas bahwa hal-hal itu tidak bisa menggantikan pentingnya kita memberitakan firman hidup itu. Pemberitaan firman itu tidak hanya penting tetapi juga mendesak untuk kita lakukan.

Bapa, kuatkan dalam hidup hambaMu ini kuasa Roh Kudus yang membuat hambaMu bisa senantiasa berjalan seturut firmanMu. Amen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun