dalam ruang menuju timur,
perjalanan bergejolak seirama jiwa.
kaca di pinggir wajah berembun
berlinang rindu-rinduku yang belum semua cair padamu.
masakanmu masih belum terhapuskan lezatnya.
dan ruang ini terus melaju serta mengijinkan angin menyambar khayalku.
sejuk, dingin, aku trenyuh.
hanya kau yang sejuk nan hangatnya menyamankan: Ibu.
belum tiba Jogja, aku sudah mengidamkan kembali pada kota kecil kita;
yang berdebu, bergelora, dan menyalakan haru.
(clp-yk, 6/5/2013)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI