Seperti yang telah kita ketahui bahwa Prilaku kesehatan masyarakat dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat itu sendiri dalam mengenal tentang fasilitas kesehatan (Fasyankes).
Tingkat kepercayaan ini bisa datang dari pengalaman ketika berkunjung ke Puskesmas, Rumah Sakit atau pusat pelayanan lainnya baik itu swasta atau pemerintah. Ataupun melalui kabar atau cerita dari orang lain.
Banyak pengguna beranggapan bahwa pelayanan di Puskesmas atau RS pemerintah tidak lebih baik atau bahkan pelayanan yang diberikan dirasakan sangat buruk.
Tentu anggapan ini tidak datang dengan sendirinya, bagi petugas mungkin sudah biasa mendengar keluhan dari pasien atau pengunjung yang tidak puas dengan pelayanan yang diberikan.
Sudah saatnya kita yang bekerja dipelayanan menganggap keluhan tersebut sebagai tolak ukur dari mutu pelayanan yang kita berikan.
Kita bisa ambil contoh dengan tersedianya pelayanan kesehatan yang Ramah Lansia atau Ramah anak, dimana hal ini dilihat dari adanya ruang pelayanan yang mudah dijangkau oleh Lansia dan servis excellent mulai dari pendaftaran, pemeriksaan dan pengambilan obat diistimewakan atau dalam arti di mudahkan oleh pemberi layanan.
Ada juga keluhan datang yang ditujukan kepada petugasnya langsung, seperti petugas terlalu kasar tidak atau kurang empaty kepada pasien itu juga sering kita dengar.
Bagaimana kita mengatasi masalah ini, penulis berpendapat kita bisa melakukan kebiasaan Budaya 5 S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dalam melakukan pelayanan.
 Apabila Prilaku petugas sudah mengikuti 5 S ini tentu saja feedback dari pelanggan akan lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H