Jadi wajar saja jika banyak pihak mempertanyakan langkah Kemen BUMN ini yang berencana menghapus Direktorat Gas yang menjadi bisnis masa depan Pertamina ini. Pembentukan Direktorat Logistik juga menjadi tanda tanya lain, sebab Pertamina sampai hari ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang energi. Seyogyanya Board of Directors Pertamina menggambarkan fokus pada bidang energi tersebut. Untuk urusan logistik cukuplah dijewantahkan dalam tataran pelaksanaan di level teknis di bawah pejabat sekelas direktur. Pemaksaan pembentukan Direktorat Logistik ini dicurigai memiliki maksud-maksud lain yang pada akhirnya dapat merugikan Pertamina bahkan kedaulatan energi bangsa ini.
Dalam RUPSLB nanti, rencananya Kemen BUMN juga akan mengganti Direktur Pemasaran Pertamina yang saat ini dijabat Muchamad Iskandar dengan beberapa calon yang ditengarai akan diisi oleh pejabat dari instansi lain diluar Pertamina.
Jika dilihat dari rekam jejak Muchamad Iskandar, ia menjabat sebagai Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) pada 02 Desember 2016 sampai sekarang berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN SK-264/MBU/12/2016 tanggal 02 November.
Muchamad Iskandar Menyandang gelar Sarjana Ekonomi. Dia mengawali karir di PT Pertamina (Persero) sebagai Trainee WP BBM di Medan pada 1991. Pria kelahiran Surakarta, 25 Agustus 1962 ini malang melintang di dunia pemasaran dengan menduduki berbagai jabatan dari Kepala Cabang Pemasaran, Manajer Penjualan, Manajer Gas Domestik, Vice President Retail Fuel Marketing, hingga SVP Fuel Marketing & Distribution.
Bisa dilihat, profil Direktur Pemasaran Pertamina ini merupakan orang lama yang merintis karir di Pertamina, dan telah merasakan asam garam dunia migas Indonesia. Jadi cukup mengherankan pula jika pada RUPSLB nanti ada pergantian Direksi Pertamina di bidang Pemasaran berasal dari eksternal dan bukan internal Pertamina sendiri.
Padahal dalam internal Pertamina masih banyak sumberdaya manusia yang handal dan mumpuni serta berintegritas untuk mengisi jabatan strategis ini. Salah satu keuntungan pergantian direksi berasal dari kalangan internal Pertamina adalah bisa cepat tune indan langsung bekerja karena sudah memiliki knowledge yang mumpuni dan tidak akan mengganggu performance Pertamina. Karena bisa dipastikan bahwa direktur baru dari luar Pertamina akan membutuhkan waktu untuk belajar dan dikhawatirkan akan menjadi problem baru, khususnya dalam menghadapi tahun politik 2018-2019.
Namun semua ini merupakan keputusan dari RUPSLB, apakah pada acara nanti mampu menghadirkan kebijakan atau solusi yang benar-benar dapat membuat Pertamina semakin fokus dalam mengelola perusahaan, termasuk meminimalkan risiko dan meningkatkan pemanfaatan aset agar menciptakan value creation yang berdampak pada target perusahaan. Semuanya tergantung pada hati nurani dan mindset yang hadir pada RUPSLB nanti.
WassalamÂ
Sumber: https://seruji.co.id/kolom/opini/gas-masa-depan-energi-indonesia/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H