Setiap tahun, perayaan HUT Kemerdekaan RI selalu mengisi kembali semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Hal paling sederhana bisa terlihat dari gotong royong seluruh masyarakat Indonesia untuk membuat perayaan ini terus semarak dari tahun ke tahun. Hal yang paling jelas terlihat biasanya di lingkungan tempat tinggal. Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) merupakan bagian dari Lembaga Kemasyarakatan Daerah yang bertugas untuk membantu pemerintah dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakatnya. Dan hal ini tentunya sangat berharap pada kerja sama pengurus dan warga masyarakat untuk bisa merealisasikannya.
Walau sudah memasuki bulan September, namun di lingkungan tempat tinggal saya perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-79 masih terasa. Hari ini, Sabtu, 8 September 2024, masih diadakan acara lintas RW seperti jalan sehat, pembagian doorprize, penampilan organ tunggal, pentas tari, pentas musik kolintang sampai dengan penampilan Marching band. Acara ini juga sebagai penutup rangkaian acara Perayaan Kemerdekaan RI di lingkungan kami.
Banyak pihak yang terlibat dalam acara ini, mulai dari Lurah, Camat, Ketua RT-RW, para ibu pegiat Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Posyandu, Karang Taruna, para ibu pegiat senam, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sampai dengan pihak sekolah yang berada dalam lingkungan Perumahan Graha Indah, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jati Asih, Kota Bekasi.
Sejak pukul 06.00 WIB, lapangan yang digunakan sebagai venue acara sudah dibanjiri oleh hampir dua ratus orang dengan pakaian bernuansa merah. Beberapa di antaranya menggunakan seragam yang menjadi pembeda masing-masing kelompok. Selain itu, ada sejumlah booth portable yang dipasang para pelaku UMKM yang menjajakan dagangannya. Sebuah tenda bernuansa merah putih dengan puluhan kursi juga sudah terpasang dan tertata rapi di tengah lapangan untuk para tamu juga lansia yang ikut serta dalam acara ini.
Acara dimulai pukul 07.00 WIB. Seluruh peserta jalan santai yang mayoritas diikuti oleh lansia sudah berbaris rapi. Beberapa saat kemudian terdengar alunan musik kolintang modern yang dimainkan oleh kelompok pengamen kolintang jalanan yang kerap menampilkan aksinya di sekitaran area Galaxy - Bekasi. Terdiri dari 4 personil yang masing-masing memegang kolintang, kendang, snair dan cymbal drum yang digantung di pundak. Walau pengamen, tapi terlihat cara mereka memainkan aransemen musiknya nggak kaleng-kaleng, lho. Tak hanya permainan alat musik yang apik, para personik kolintang modern ini juga melengkapi diri dengan kaos seragam berwarna merah bertuliskan HUT RI ke-79 tahun. Dari sini bisa dilihat mereka begitu professional menunjukkan identitasnya sebagai musisi.
Setelah, musik kolintang selesai diperdengarkan, Camat Jatiasih, Bapak Ashari, mengangkat bendera yang menandai acara jalan sehat ini dimulai.
Puluhan peserta yang mayoritas adalah lansia dengan penuh semangat dan senyum sumringah memulai jalan pagi mereka. Walau sudah tak muda lagi, namun jelas di wajah-wajah itu begitu sumringah mengikuti acara ini.
Di samping iring-iringan jalan sehat, terdapat lebih dari 20 orang anak berbaris rapi dengan pakaian bernuansa putih hitam yang dilengkapi topi seragam berwarna merah. Terdengar suara gadis kecil yang bertindak sebagai mayoret memberikan aba-aba pada para pemain marching band cilik di depannya untuk memulai musiknya. Di samping sang mayoret ada gadis kecil lain yang bertindak sebagai dirigen.
Drumband adalah sebuah kelompok musik yang terdiri dari instrumen drum dan alat-alat perkusi lainnya seperti marimba, glockenspiel, cymbal. Biasanya, drumband tampil dalam formasi berbaris atau berjalan dengan mengiringi parade, pertunjukan olahraga, upacara militer, atau acara-acara lainnya. (sumber rri.com)
Masing-masing pemain fokus dengan alat yang mereka bawa yang terdiri dari Snare Drum, Bass Drum, Tenor Drum, Cymbals, Quads, Pianika, Marching Bell, beberapa di antara alat tersebut disandang di pundak dengan menggunakan Harness dan Carrier. Walaupun lebih besar alat musik daripada postur tubuh, namun anak-anak terlihat cukup kuat dan bersemangat.
Jika biasanya kita melihat ada Parade atau penampilan marching band yang berjalan di jalanan, anak-anak kami tidak memberikan suguhan itu. Mengingat postur mereka yang masih kecil-kecil akan sangat sulit melakukan parade ketika bermain musik.
Lagu pertama yang dimainkan adalah lagu Hari Merdeka yang diciptakan oleh Sayyid Muhammad Husain Al Mutahar. Beliau merupakan salah satu tokoh Gerakan Pramuka dan Pendiri Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Sembari para pemain marching band cilik ini memainkan alat musiknya, para peserta tanpa aba-aba, secara spontan ikut bernyanyi serempak mengikuti alunan nada.
Tanpa berhenti, lagu Hari Merdeka kemudian di-medley dengan lagu Suwe Ora Jamu karya R.C. Hardjosubroto yang pernah dipopulerkan oleh penyanyi senior Waljinah.
Di sini, saya bertindak sebagai salah satu pengurus Komite dari SDN Jatimekar VI yang mengirimkan perwakilannya untuk penampil marching band. Pesertanya terdiri dari para siswa dan siswi kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang dipimpin oleh Bapak Feri Hariyadi dan Ibu Upik, yang juga sekaligus guru mata pelajaran di sekolah kami.
Mulanya tidak menyangka ekstrakurikuler yang satu ini akan dilibatkan dalam acara lingkungan. Mengingat tim marching band ini belum pernah mengikuti kejuaraan apapun karena ketika tak lama dicanangkan langsung terdampak pandemi Covid beberapa tahun lalu. Pihak sekolah harus bekerja keras menumbuhkan lagi semangat anak-anak untuk kembali aktif dengan ekstrakurikuler ini.
Sempat saya bertanya pada salah satu pengurus lingkungan, mengapa memilih anak-anak kami sebagai pengisi acara? Mengapa tidak mengundang kelompok marching band lain yang sudah lebih banyak jam terbangnya? Ditambah lagi, ada calon walikota Bekasi yang juga diundang dalam acara ini.
Ternyata, bukan tanpa alasan para siswa dan siswi kami diundang untuk menjadi pengisi acara, hal ini juga sebagai bentuk perhatian serta dukungan para pengurus lintas RW agar para pemain marching band cilik ini makin terlatih dan bisa tampil di kancah yang lebih besar lagi. Ditambah lagi, pihak lingkungan juga tahu bahwa ekskul kami ini akan dikirim untuk mengikuti lomba marching band pada Oktober mendatang dan kesempatan ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh anak-anak untuk uji nyali sebelum tampil  di hadapan juri dan peserta lain pada lomba nanti.
Alhamdulillah, apa yang ditampilkan oleh anak-anak kami mendapatkan pujian dari semua pihak yang terlibat dalam acara ini.Â
Dari pengalaman ini, banyak pelajaran yang bisa diambil. Yakni bagaimana para anak didik dalam sebuah sekolah tak hanya bisa mendapatkan dukungan dari keluarga maupun internal sekolah saja, melainkan dukungan itu bisa juga diperoleh dari lingkungan tempat sekolah itu berdiri. Semakin banyak dukungan maka semakin besar rasa percaya diri itu tumbuh apalagi yang sedang disemangati adalah anak-anak di usia dini. Besar atau kecil dukungan itu, pasti sangatlah berarti untuk mereka.
Sebagai perwakilan komite sekolah, saya merasa sangat berterima kasih kepada para pengurus lingkungan karena sudah memberikan kesempatan pada siswa dan siswi di sekolah ini untuk ikut serta meramaikan perayaan HUT RI ke-79 ini. Semoga ini bisa menjadi cikal bakal tumbuhnya kepedulian dan perhatian berbagai pihak pada ekstrakurikuler sekolah-sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ayo, Bapak-Ibu Pengurus Lembaga Daerah, dukung sekolah-sekolah yang ada di lingkungan Anda.
Salam,
Ajeng Leodita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H