Cara menggunakannya sangat gampang, pengunjung cukup mengarahkan tangan (telapak tangan) seperti membuka buku, maka lembaran-lembaran digital tersebut bisa membaca arah tangan kita untuk membolak balik halaman.
Oh, iya, kita juga bisa main dengan hewan-hewan digital asli Indonesia, di panel "Pesona Alam" seperti Badak Jawa dan Orang Utan.
Lagi dan lagi kita hanya cukup mengarahkan tangan ke bagian tubuh hewan digital tersebut maka hewannya akan bergerak-gerak seperti merasakan sentuhan kita.
Selain itu, metode penyampaian pengetahuan budaya Galeri Indonesia Kaya tak terbatas dengan tulisan dan foto, tetapi juga aplikasi-aplikasi interaktif, seperti Selaras Pakaian Adat di mana pengunjung dapat berfoto dengan pakaian adat tertentu secara digital. juga Arungi Indonesia, permainan augmented reality di mana pemain dapat merasakan terbang di atas Indonesia.Â
Lucu dan seru banget pokoknya.
Omong-omong, trip kali ini terbilang istimewa, karena tiap akhir pekan GIK juga menyuguhkan  tontonan budaya, mulai dari seni panggung teater, musik, pemutaran film, nonton teater, diskusi budaya, seminar dan workshop secara gratis.
Pertunjukkan di hari Sabtu kemarin adalah seorang seniman senior Wawan Sofwan yang membawakan Monolog Topeng DAM.
Dalam monolog ini, Wawan Sofwan bermain dengan menggunakan topeng, terinspirasi dari konsep topeng Pajegan Bali, di mana dalang memakai beberapa topeng secara bergantian.