4. Hak Peningkatan Kesadaran, dan
5. Hak Kebebasan dari Eksploitasi dan Kekerasan.
Salah satu upaya dari Dinas Sosial DKI Jakarta untuk menjalankan hak-hak para Penyandang Disabilitas, dibuatlah acara rekreasi ini.
Pukul 9 pagi, saya dan rekan blogger, Pak Taufik Uieks dan Pak Bugi, juga vlogger Mas Han dari Ayo Telusuri, dan 13 orang peserta disabilitas bergabung bersama Tim Tour Guide Wisata Kreatif Jakarta yang terdiri dari Mbak Ira Lathief, Shella, Mutia, dan Regine, sebagai salah satu komunitas tour guide yang dipilih oleh Dinas Sosial DKI berkumpul di pintu masuk Gerbang Barat Dufan.
Seluruh peserta diminta memakai kaos dan topi dari pemkot yang diberikan secara gratis.
Setelah melewati gerbang barat saya cukup terkejut ternyata jumlah peserta yang hadir diperkirakan lebih dari 1000 orang. Mereka adalah sejumlah penyandang disabilitas mulai dari penyandang disabilitas fisik, intelektual, mental, dan sensorik. Usianya ditaksir mulai dari 4 tahun sampai dengan 65 tahun.
Tidak ada pemandangan yang menampakkan kesedihan, semua teman-teman disabilitas terlihat sangat senang bisa dikumpulkan dalam ruang terbuka dari berbagai penjuru Jakarta.
Selain mendapat fasilitas kaos dan topi, kami pun mendapatkan nasi kotak dan snack box dari pemkot DKI. Semua peserta baik penyandang disabilitas maupun panitia mendapatkan menu yang sama.Â
Walau jam makan siangnya terkesan menjadi lebih cepat, tapi semua peserta terlihat sportif mengikuti jadwal yang sudah disusun untuk oleh panitia.
Selepas acara makan bersama, kami pun masuk ke area inti Dufan. Seperti manusia normal, rekan-rekan disabilitas juga mengantri di depan pintu masuk. Walau memiiki keterbatasan, bisa dikatakan mereka cukup mandiri kecuali yang kondisinya memang sangat tidak memungkinkan ada keluarga yang menemani.