Taman Margasatwa Ragunan memiliki luas 147 hektar, taman ini merupakan "rumah" bagi 2.000 spesimen dan 50.000 pohon. Sehingga membuat suasananya tetap sejuk walaupun udara sedang terik-teriknya.
Taman ini mulanya berlokasi di jalan Cikini Raya. Berlokasi di atas tanah seluas 10 hektar pemberian Raden Saleh. Kemudian dipindah ke area Ragunan pada 1974 di bawah kepemimpinan Direktur pertama, Mr. Benjamin Galstaun. Sejak diresmikan, Ragunan sudah dipimpin oleh 11 Direktur.
Kembali diingatkan dengan waktu yang terus berjalan, kami pun bergegas untuk memulai rangkaian tur hari ini. Tujuan pertama adalah koleksi burung, kami berkesempatan untuk foto burung Puter Irak, Dederuk Jawa, Walik Mutiara, Delimukan Zamrud dan lain sebagainya.
Tujuan selanjutnya adalah melihat Orang Utan. Kalau kata Om Sutiono, "Kita sudah ditunggu Saudara Tua." Dari informasi salah seorang petugas yang terlihat sedang membersihkan daun-daun kering di sekitar kandang, Orang Utan ini punya nama Ratna. Usianya 18 tahun dan sudah melahirkan sebanyak 2 kali.
Jangan kaget melihat kondisi Taman Margasatwa Ragunan yang kini bersih. Selain kepedulian pada kebersihan, juga bisa jadi karena pengunjung disadarkan dengan sejumlah banner imbauan yang bertuliskan "Membuang sampah sembarangan, denda 500k."
Kan jadi nggak lucu kalau masuknya cuma Rp4.000, keluarnya malah bayar Rp500.000, ya nggak? Makanya, jaga kebersihan selama berwisata di sini ya, eh, di semua tempat, deh.
Di sepanjang jalan, jangan khawatir merasa haus dan lapar, banyak penjaja minuman dingin dan makanan ringan yang bertebaran.
Setelah berjalan kurang lebih 1 km, kami pun sampai di kandang kuda nil kerdil. Ada 2 ekor kuda nil yang kami lewati. Sayangnya kami tak bisa melihat dengan jelas, karena posisi kuda nil berseberangan dengan titik perhentian kami. Tapi cukuplah melihat mereka berendam dari kejauhan.