Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Lulusan Sekolah Perhotelan Mau Langsung Dipanggil Kerja di Tempat Magang?

9 November 2023   16:07 Diperbarui: 29 November 2023   16:01 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang tamu hotel di Puncak, Cianjur, Jawa Barat, saat melakukan reservasi di lobi hotel di tengah era new normal.(KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Melihat peminat Kompasiana yang sudah bukan hanya orang dewasa, melainkan juga para pelajar, saya jadi ingin bagi-bagi pengalaman waktu sekolah dulu.

Pernah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Indutri Pariwisata (SMIP) membuat saya harus melakukan On the Job Training (OJT) atau magang. 

OJT di level SMIP selain sebagai syarat kelulusan juga persiapan agar selepas lulus bisa langsung bekerja pada bidang yang sesuai dengan pendidikan yang ditempuh.

Mayoritas sekolah pariwisata akan bekerja sama dengan beberapa industri jasa seperti travel agent, hotel dan restoran untuk penempatan siswa yang akan melakukan training. Tapi jika ada siswa yang punya pilihan sendiri atau mau mencoba di tempat lain biasanya dipersilakan yang tentunya tahapannya pun berbeda. Sesuai dengan jurusan yang saya ambil, yakni hospitality dengan konsentrasi F&B service, lokasi OJT yang saya tuju yakni hotel.

Mendapat kesempatan memilih saya pun mencoba di salah satu hotel bintang 4 yang ada di wilayah Jakarta Pusat. Kenapa harus hotel berbintang? 

Jawabannya sangat sederhana, yakni, umumnya semakin tinggi poin hotel mendapatkan bintang maka kualitas dan pelayanannya pun berarti makin bagus pastinya SDM yang dipekerjakan di sana pun adalah mereka yang qualified di bidangnya, dan bisa dipastikan ilmu seputar hospitality makin banyak yang bisa didapat.

Berdasarkan definisi dari OJT atau magang itu sendiri adalah sebuah metode langsung untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi penting yang dibutuhkan karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu di tempat kerja, sehingga tahapan yang dilakukan mirip orang yang akan melamar pekerjaan.

ika.stpsatyawidya.ac.id
ika.stpsatyawidya.ac.id

Sebuah bisnis yang menerima anak magang tidak akan menerima calon anak magang begitu saja. Mereka pun punya kualifikasi standar untuk anak magang yang akan dipekerjakan di sana. Apalagi dalam industri jasa di mana yang dijual adalah jasa demi mendapatkan kepuasan pelanggan.

Tahap pertama yang saya jalankan yaitu melakukan interview. Pertanyaan yang dilontarkan interviewer jelas seputar F&B service atau pelayanan makan dan minum. Salah satunya adalah Sequence of Service. 

Sequence of Service merupakan tata urutan dalam melayani tamu, dari tamu datang hingga tamu meninggalkan restoran.

Mulai dari Greet the guests (menyambut tamu), Offer a beverage (menawakan minuman), Serve beverages and offer an appetizer (menyuguhkan minuman dan menawarkan makanan pembuka), Take food order (mengambil pesanan tamu), Serve food (menyuguhkan makanan yang dipesan tamu), Two-five minute check back (Dalam beberapa menit kembali memeriksa bila mungkin ada pesanan atau alat makan yang kurang atau ada permintaan tambahan dari tamu), Clear up (membersihkan meja dari bekas alat makan yang sudah selesai dipakai), Suggest desserts and after dinner drinks (menawarkan makanan atau minuman penutup), Present the bill (menyerahkan tagihan), dan yang terakhir adalah Collect payment and thank the guests (menerima pembayaran dan ucapkan terima kasih pada tamu).

Apakah pertanyaannya sekadar itu saja? Tidak. Dalam industri perhotelan, SDM yang dipekerjakan dituntut untuk memiliki inisiatif yang tinggi. 

Saat itu, HRD memberikan beberapa contoh kasus yang mungkin terjadi sepanjang periode saya menjalankan OJT, seperti: bagaimana jika menu yang disuguhkan tidak sesuai dengan pesanan tamu? Bagaimana jika tidak sengaja menumpahkan makanan atau minuman di meja tamu? Bagaimana jika tamu akhirnya terpaksa menunggu pesanannya lebih lama? 

Perlu diingat, walaupun industri hospitality ini mengedepankan kepuasan pelanggan, tetap dalam memecahkan sebuah masalah harus melalui pemikiran yang bijak. Kenapa? Karena terkadang tidak semua kesalahan yang muncul adalah dari industrinya. Itulah kenapa di industri perhotelan juga kami diajarkan mengenal tipe-tipe tamu yang akan kami hadapi.

Mulai terjun lapangan

Dulu saya berpikir, setelah lulus sekolah harus bisa langsung bekerja, karena saya punya mimpi bisa melanjutkan jenjang kuliah dengan biaya sendiri. 

Kebetulan di tempat saya magang (infonya saat itu) ex-trainee bisa dapat kesempatan untuk di-hire menjadi karyawan setelah lulus sekolah, dengan beberapa syarat pastinya. Akhirnya, saya menerapkan standar pencapaian untuk diri sendiri demi bisa bekerja di sana.

Mematuhi aturan yang berlaku

Tiap tempat sudah pasti ada aturan yang mengikat. Biasanya aturan-aturan tersebut dibuat secara tertulis. Baca poin per poin dengan seksama. 

Untuk di industri hotel, sebagai SDM kami wajib memperhatikan kedisiplinan waktu, kerapian dan kebersihan diri yang menjadi kunci utama. Contoh, tidak terlambat masuk kerja, memperhatikan kebersihan dan kerapian diri mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, juga kebersihan dan kerapian pakaian. Selanjutnya beberapa peraturan lain sesuai kebijakan masing-masing hotel.

Menjaga hubungan baik dengan semua personil hotel

Ini bukan tentang senioritas, ya. Melainkan bentuk rasa respect pada mereka yang mau membagikan ilmunya dengan cuma-cuma. 

Sejauh pemahaman saya, para  di tempat magang tidak mendapatkan tambahan gaji, sehinga benar-benar mereka murni membagikan ilmunya tanpa imbalan apa-apa. 

Di Indonesia, kebiasaan senyum, mengucapkan kata tolong, maaf dan terima kasih merupakan budaya yang dikenal di mancanegara. Maka sebelum mengimplementasikan itu pada tamu hotel, mulailah dengan personil hotel yang kita kenal. 

Belajar dengan sungguh-sungguh

Mengajarkan seorang trainee di F&B service biasanya dilakukan para trainer yang terdiri dari supervisor, kapten restoran atau waiter dan waitress di hotel. Mereka pada umumnya memberikan training di sela-sela aktivitas melayani tamu. 

Hal itu juga merupakan proses belajar sekaligus praktek langsung untuk para trainee. Oleh karena itu, maksimalkan diri untuk menerima semua ilmu dalam waktu yang sempit itu. 

Siapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting yang baru kita ketahui. Semakin cepat kita memahami satu ilmu, maka besar kesempatan untuk memperoleh ilmu yang lain.

Menunjukkan hasil dari tiap ilmu yang didapatkan yakni dengan action. Langsung aplikasikan ilmu yang didapat pada pekerjaan sehari-hari.

Jangan malu bertanya

Jangan biasakan bekerja dengan ragu-ragu. Jika ada yang belum dipahami biasakan bertanya. Hal itu akan membantu kita juga untuk mantap dalam bersikap. Walaupun di bidang ini diharapkan adanya inisiatif, tempatkan itu sesuai porsi. Kadang, orang suka memiliki inisiatif yang kebablasan. Hindari itu dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya.

Meminimalisir kesalahan

Sebagai trainee kelihatannya wajar jika kita melakukan kesalahan. Tapi jika terjadi terus bagaimana mereka memiliki minat untuk bekerjasama dengan kita dalam jangka waktu yang panjang? Bekerja dengan cepat, tepat, dan hati-hati adalah kunci.

Tidak sering membuat sanggahan

Standar pelayanan hotel memang diajarkan di sekolah, namun saat sudah terjun ke lapangan hal itu tidak bisa dilakukan secara text book. Jika melihat ada perbedaan di beberapa sisi, butuh sebuah pemakluman. 

Kita akan menerima banyak improvisasi sesuai kebiasaan yang dilakukan masing-masing hotel. Terima itu sebagai masukan, walaupun memang tidak semua staff F&B service adalah lulusan sekolah perhotelan, tapi sebelum mulai bekerja mereka sudah dibekali ilmu sesuai standar.

Tidak sering menolak jadwal

Di hotel diberlakukan sistem shifting. Sebagai orang yang sedang menempuh syarat kelulusan, baiknya kita menahan diri untuk me-reschedule jadwal yang telah ditentukan trainer. Pastinya dalam membuat schedule, mereka tidak asal-asalan.

Tidak usah ikut-ikutan issue

Di tempat kerja manapun yang Namanya gossip selalu ada. Hotel merupakan tempat paling memungkinkan untuk membuat gossip lalu menyebarluaskannya. Ini bukan tentang tamu hotelnya, melainkan gossip sesama staff. 

Ada istilah yang berlaku di hotel tempat saya training ini, "jangankan manusia, dinding hotel aja bisa bicara". 

Sebagai trainee, walaupun hal itu asik sebagai hiburan tapi tolong jauhkan diri. Lakukan apa yang jadi tujuan utama kita berada di sana. Selesaikan training dengan membawa nilai baik saat kembali ke sekolah.

Jangan harapkan uang tip

Uang adalah perkara yang sangat sensitif di mana-mana dan industri ini salah satunya. Uang tip biasanya dibagi 2 macam, tip dari tamu reguler dan tip dari tamu biasa. Tamu reguler biasanya sudah punya langganan waiter yang melayaninya. Hal ini tentunya tidak dapat diganggu gugat. Uang tip yang diberikan biasanya langsung masuk kantong waiter langganannya. 

Tip dari tamu biasa, umumnya dikumpulkan jadi satu dan biasanya dibagikan satu minggu sekali secara merata. Nah, ini kebijakan masing-masing, ya. Ada yang mau berbagi dengan anak magang, ada pula yang tidak.

Tutup masa training dengan kesan yang baik

Biasanya ada perayaan yang dibuat para trainer untuk adik-adik trainee-nya. Bisa berupa makan bersama atau hal-hal lain sebagai pengingat juga bentuk terima kasih mereka pada kita karena walau bagaimana pun, kita sudah membantu meringankan pekerjaan mereka. 

Saat itu saya maksimalkan momen itu. Saya minta dukungan pada mereka jika nanti setelah lulus bisa direkomendasikan untuk lanjut bekerja di hotel ini.  Yang saya selalu lakukan adalah tetap jaga hubungan baik walaupun sudah selesai masa training.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Setelah menerapkan tahapan-tahapan di atas, alhamdulillah saya bisa bekerja di sana sambil kuliah. Ya, walaupun tidak lama karena ternyata tidak bisa membagi waktu, minimal saya puas karena tidak semua trainee bisa dipanggil untuk langsung bekerja tanpa melalui tahapan melamar lebih dulu.

Semoga bermanfaat.

Salam sayang,

Ajeng Leodita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun