Banyak karyawan memilih resign dari tempat bekerja untuk fokus menjadi seorang content creator. Alasannya cukup sederhana, yakni: pola kerjanya suka-suka, tidak ada jam kerja yang mengikat, dan penghasilannya bisa lebih besar dari mereka yang berstatus karyawan.
Destinasi wisata menjadi salah satu sasaran empuk. Jika menemukan lokasi hidden gem alias belum banyak orang yang tahu, sang creator bak mendapat harta karun; Followers makin banyak, dihujani like, dan muaranya ke mana? Income, dong.
Munculnya konten-konten yang secara khusus menyuguhkan video-video destinasi wisata ini masuk dalam pengertian Digital Tourism. Hal dianggap cukup berhasil membangunkan sektor wisata dari mati suri akibat pandemi.
Tak bisa dipungkiri, jika masyarakat lebih mudah tertarik mendatangi lokasi wisata setelah melihat cuplikan gambar hidup yang seakan bisa membawa si penonton itu merasa benar-benar sudah berada di sana. Gambar yang dibuat sedemikian rupa setelah melalui proses editing sehingga video yang dibagikan nampak terlihat lebih ciamik, bahkan bisa jadi lebih bagus video-nya daripada aslinya, hehehe.
Jika dulu media sosial hanya digunakan sebagai tempat beriklan dengan mengandalkan foto, kemunculan content creator berbasis wisata ini membuat sebuah gebrakan dengan membuat konten-konten berupa video review saat mereka berkunjung ke lokasi tersebut. Bakan ada yang menyajikannya dalam bentuk live streaming, sehingga para pengikutnya bisa secara langsung berinteraksi tanya jawab di saat yang sama. Hal itu jelas memiliki nilai lebih dari pada sekadar foto.
Dari sisi keuntungan, masyarakat mendapatkan informasi cepat dari media digital sehingga tergerak untuk segera mengatur rencana liburan. Tempat wisata perlahan mulai kembali beroperasi normal. Penginapan di sekitar tempat wisata pun tak lepas dari sasaran pengunjung dan tempat-tempat kuliner juga ikut kecipratan rejeki. Hal tersebut tentunya berpengaruh pada pendapatan daerah yang juga meningkat dengan gejolak ini.
Melihat perkembangan ini,dan sebagai bentuk dukungan pada pemerintah untuk sosialisasi Digital Tourism, DPD HPI Jakarta yang saat ini diketuai oleh Mas Indra Dwiangkara, mengadakan workshop untuk para anggotanya pada, Selasa, 24 Oktober 2023 kemarin. Acara tersebut dilaksanakan di Acaraki Jamu, Kota Tua, Jakarta Pusat. Kurang lebih 20 anggota HPI hadir, namun beberapa tidak bisa ikut dikarenakan sedang on duty, walau begitu acara tetap berlangsung seru.